Senin 23 Mar 2020 13:11 WIB

Sultan: Yogyakarta Belum Lockdown, Tapi Calmdown

Sultan meminta warganya untuk lebih waspada terhadap pandemi Corona.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana (kiri) bersama istri Kanjeng Ratu Hemas.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana (kiri) bersama istri Kanjeng Ratu Hemas.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warganya untuk lebih waspada terhadap pandemi wabah virus Corona (Covid-19). Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengatakan DIY belum menerapkan lockdown.

"Strategi mitigasi bencana non alam ini, DIY belum menerapkan lockdown, melainkan calmdown," kata Sultan saat menyampaikan pidato dalam rangka menyapa warga DIY di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (23/3).

Baca Juga

Menurutnya, kebijakan calmdown ini dilakukan dengan tujuan menenangkan masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi Covid-19 ini. Sehingga, dapat menguatkan diri masyarakat dan selalu waspada dengan menjalankan berbagai protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah.

"Melalui kebijakan calmdown, sedapat mungkin memperlambat

merebaknya pandemi penyakit Corona, dengan cara reresik diri dan lingkungannya sendiri-sendiri," ujar Sultan.

Untuk itu, ia pun meminta kepada warganya agar menjaga diri, keluarga termasuk masyarakat. Yakni dengan cara memberi jarak aman minimal satu meter dan menghindari adanya perkumpulan atau keramaian, termasuk mengurangi aktivitas di luar rumah serta tidak bepergian ke luar daerah.

"Kalau merasa kurang sehat harus memiliki kesadaran dan menerima kalau wajib mengisolasi diri pribadi selama 14 hari sama dengan masa inkubasi penyakitnya." jelasnya.

Ia mengatakan, Covid-19 ini berbeda dengan bencana sebelumnya yang pernah dialami DIY seperti bencana gempa yang terjadi pada 2006 silam. Menurut Sultan, bencana non alam ini menyerang dengan tidak terduga dan tidak bisa dirasakan saat memasuki tubuh.

"Karena itu saya mengingatkan pada pepatah Jawa lagi 'datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan,. Pesan saya singkat, waspadalah dan berhati-hatilah saudara-saudaraku," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement