REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam mencari 131 orang warga yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien Covid-19 kasus kedua di Batam, untuk dikarantina.
Sebanyak 131 orang itu terdiri dari penumpang kapal yang ditumpanginya dari Singapura ke Batam, kru kapal dan pengemudi taksi yang mengantarnya dari Pelabuhan Internasional Sekupang ke apartemen di Batam Centre.
"Saat ini masih contact tracing terhadap semua orang yang ditengarai telah kontak dengan kasus. Sampai sejauh ini terdata 131 orang," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi, di Batam, Jumat.
Saat ini, KKP tengah menelusuri warga yang pernah melakukan kontak dekat, melalui manifes kapal.Karena di kapal tidak ada nomor duduk, maka seluruh penumpang harus menjalani karantina.
"Sedangkan closed contact dengan tenaga kesehatan, dokter, perawat, analis kesehatan dan lain-lain di rumah sakit relatif aman karena mereka semua menggunakan alat pelindung diri," kata dia.
Rencananya, seluruh kontak dekat dengan pasien tersebut akan dikarantina di Asrama Haji Batam.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyatakan 131 orang itu terdiri dari 5 orang kru kapal, 125 penumpang kapal, dan seorang sopir taksi plat hitam yang membawa pasien ke tempat menginap.
Pihaknya menyiapkan 40 kamar di Asrama Haji Batam. Setiap kamar bisa dihuni hingga 8 orang.
Selain di Asrama Haji, Pemkot bersama BP Batam juga menyiapkan sejumlah sarana lain sebagai tempat karantina, yaitu bangunan RS BP Batam yang lama dan gedung yang sudah lama tidak terpakai di wilayah Sekupang.
Sementara pasien positif COVID-19 kedua di Batam itu merupakan warga daerah lain di yang transit di Batam. Ia melakukan perjalanan dari daerah tempat tinggalnya ke Malaysia, lalu ke Paris, kemudian kembali ke Singapura dan Batam. Pasien ini mengaku telah merasakan kesehatannya menurun sejak berada di Paris.