Kamis 19 Mar 2020 23:13 WIB

Kemenpora Imbau Milenial Jangan Panik Hadapi Corona

Kemenpora mengimbau kaum milenial tidak menyebar hoax terkait corona.

Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto(Republika TV/Havid Al Vizki)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto(Republika TV/Havid Al Vizki)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengingatkan kaum milenial terkait penyebaran masif wabah virus corona. Selain diingatkan untuk tetap waspada, kaum milenial diminta untuk tetap tenang dan jangan panik dalam menghadapi virus Covid-19.

''Kita tahu saat ini sedang marak penyebaran virus corona,'' ujar Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, lewat akun twitter resmi @kemenpora_ri, Kamis (19/3). ''Pesan kami adalah jangan panik, tetap waspada, dan juga jangan ikut-ikutan menyebar kabar bohong.''

Baca Juga

Kemenpora mengimbau kaum milenial tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan dengan tetap berolahraga agar tubuh selalu bugar. Gatot, dalam imbauannya, menganjurkan kaum milenial mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan minum air putih sesuai anjuran kesehatan.

''Jangan lupa olahraga dan jalani pola hidup sehat,'' ujarnya.

Protokol Kemenpora

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI sudah menyusun protokol untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) untuk keolahragaan nasional. Protokol itu pun sudah disampaikan ke seluruh pemangku kebijakan mulai dari KONI, KOI, induk organisasi olahraga, sampai dinas olahraga daerah melalui Surat Nomor 3.17.4/SET/lll/2020 tanggal 17 Maret 2020 terkait kewaspadaan terhadap penyebaran virus Covid-19 terhadap dunia olahraga di Indonesia.

Terdapat tujuh poin utama yang dijabarkan Kemenpora dalam protokol tersebut. Di antaranya, soal kewaspadaan terhadap virus corona, pemusatan latihan nasional (pelatnas), kompetisi di dalam dan luar negeri, perubahan anggaran, event olahraga non-prestasi, sampai laporan situasi kepada Menpora.

Ihwal kewaspadaan terhadap virus corona, Kemenpora meminta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan olahraga untuk menaati aturan-aturan pencegahan yang selama ini sudah menjadi petunjuk umum dalam upaya menekan penyebaran. Contohnya,  mencuci tangan 20 detik dan menutup mulut dengan siku saat bersin atau batuk.

Para atlet dan ofisial yang baru kembali dari luar negeri diminta untuk melakukan isolasi selama 14 hari. Hal ini sudah dilakukan oleh atlet bulutangkis kontingen Indonesia di All England 2020. Saat ini, para atlet sedang menjalani karantina di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta.

"Terkait pelatnas Kemenpora mengarahkan induk organisasi olahraga untuk membatasi kegiatan seminimal mungkin. Jika perlu, pelatnas terpusat sebaiknya ditiadakan dan para atlet menjalani latihan mandiri dengan pantauan dari pelatih," demikian bunyi pernyataan resmi yang dikeluarkan Kemenpora, Rabu (18/3).

Di satu sisi, pelatnas tidak bisa dipisahkan dari penundaan berbagai kompetisi di dalam dan luar negeri. Melihat kompetisi di dalam negeri, Kemenpora merekomendasikan para induk organisasi olahraga untuk melakukan penundaan.

Sementara itu, untuk kompetisi di luar negeri, induk organisasi diminta tidak mengirim para atletnya. Tetapi jika mendesak, para atlet dan ofisial yang berangkat harus mengikuti semua prosedur pencegahan sesuai standar WHO.

Kemenpora juga melihat pengaruh anggaran yang dibutuhkan masing-masing induk organisasi olahraga, jika pelatnas dan kompetisi mengalami perubauan. Menanggapi hal itu, Kemenpora meminta semua induk organisasi yang sudah menerima dana untuk mengajukan perubahan anggaran.

Kemudian, Kemenpora tidak melarang agenda olahraga non-prestasi. Hanya saja, mereka mengeluarkan beberapa rekomendasi seperti menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari kontak fisik sebisa mungkin.

Yang terakhir, Kemenpora meminta agar semua pihak berwenang memberi laporan rutin tiap bulan kepada Menpora. Laporan juga wajib diberikan ketika ada kejadian luar biasa seperti atlet terinfeksi virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement