REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Antara, Adinda Priyanka
Pemerintah menyiapkan Wisma Atlet dan sejumlah hotel milik BUMN sebagai bangunan isolasi serta perawatan terkait virus corona jenis baru atau Covid-19. Pemerintah mencoba siap dari berbagai lini untuk menghadapi krisis kesehatan yang kian besar akibat corona.
"Siapkan contigency plan layanan rumah sakit, baik rumah sakit rujukan, atau mobilisasi rumah sakit lain, baik BUMN, TNI/Polri, swasta atau rumah sakit darurat apabila diperlukan. Apabila diperlukan bisa manfaatkan Wisma Atlet di Kemayoran dan hotel BUMN," ujar Presiden RI, Joko Widodo, dalam arahan Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19, melalui video conference, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/3).
Menurut Presiden, contigency plan atau panduan rencana atas kejadian tidak terduga dalam penanganan Covid-19 ini juga harus disiapkan di daerah. Termasuk juga mengenai percepatan pembangunan rumah sakit di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Meskipun demikian Presiden menekankan prioritas utama yang kini dilakukan adalah mencegah perluasan penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, kata Presiden, penting untuk dilakukan yaitu mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain.
"Kita terus menggencarkan sosialiasi untuk menjaga jarak, social distancing dan mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran. Ketiga hal ini penting dan terus kita ulangi, mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, mengurangi kerumunan yang membawa risiko," tegas Presiden.
Wisma Atlet dibangun di dua lokasi di Kemayoran dengan total 10 menara. Tujuh menara berisi 5.494 unit dengan daya tampung 16.482 orang di Blok D10 Kawasan Kemayoran, tepatnya di samping RS Mitra Keluarga Kemayoran.
Sisanya tiga menara dibangun di Blok C2 yang berlokasi sebelum pintu tol Ancol. Tiga menara tersebut terdiri dari 1.932 unit dengan daya tampung 5.796 orang.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR akan menyiapkan empat menara Wisma Atlet Kemayoran untuk menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19. "Sesuai arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kami telah menyiapkan empat menara di Wisma Atlet Kemayoran untuk RS darurat Covid-19," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam rilis hasil Rapat Koordinasi Penanganan Covid 19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/3).
Rapat dipimpin oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta TNI dan BUMN Karya. Pihaknya sudah membuat site plan (rencana tapak) RS darurat Covid-19.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 yakni dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian BUMN dan pihak terkait lainnya. "Kami akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 yakni dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian BUMN dan pihak terkait agar RS darurat Covid ini cepat selesai. Jika memang ada ruangan yang memang perlu untuk dibongkar untuk pembangunan RS ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, empat menara yang disiapkan di Wisma Atlet Kemayoran antara lain menara 1, 3, 6 dan 7. Ia mengungkapkan keempat menara wisma tersebut diperkirakan dapat menampung pasien yang cukup banyak, namun tetap memperhatikan kesehatan tenaga medis dan keamanan yang bertugas.
Wisma Atlet ditargetkan dapat digunakan setelah selesai disiapkan dalam empat hari ke depan. Untuk rencana pemanfaatan menara yang ada, Khalawi menjelaskan, menara 1 yakni mulai lantai 1 sampai 24 diperuntukkan bagi dokter dan tenaga medis. Jumlah kapasitas unit yang tersedia sebanyak 650 unit dan dapat menampung sekitar 1.750 orang.
Sedangkan menara 3 mulai lantai 1 sampai 24 akan digunakan sebagai Posko Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Jumlah unit yang tersedia sebanyak 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang.
Selanjutnya di menara 6 mulai lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai RS Darurat dan ruang rawat inap pasien. Kapasitas yang tersedia adalah 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang.
"Satu kamar diperkirakan dapat menampung tiga orang pasien," paparnya.
Menara 7 akan dibagi menjadi beberapa fungsi. Pada lantai 1 akan digunakan sebagai IGD, lantai 2 untuk ICU, lantai 3 untuk ruang pemulihan. Sedangkan lantai 4 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien.
"Kapasitas unit ruang yang ada di menara 7 adalah 886 unit. Jika satu unit dapat menampung tiga orang maka kapasitas ruang rawat adalah 2.458 pasien," terangnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Wisma Atlet memiliki sarana dan prasarana yang dinilai siap dimanfaatkan sebagai fasilitas upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Mulai dari listrik, air hingga tempat tidur telah tersedia di sana. BNPB disebutnya sedang menyiapkan apa yang diperlukan agar bisa menjadi tempat isolasi.
Setelah digunakan untuk perhelatan Asian Games 2018, Wisma Atlet kini memang sudah tidak digunakan. Sri mengatakan, nantinya, gedung tersebut diutamakan bagi mereka yang suspect. Selain itu, Wisma Atlet juga bisa dijadikan tempat isolasi untuk orang yang membutuhkan dukungan medis tanpa menunjukkan gejala, namun berpotensi menularkan.
Opsi lain yang disebutkan Sri adalah memanfaatkan tempat di tingkat kelurahan sebagai tempat penampungan sementara. Tapi, pilihan ini berlaku di desa atau pemukiman cukup padat, sehingga pembatasan interaksi memang sulit dilakukan. Tujuannya, agar virus yang sudah menempel di suspect tidak tersebar lebih luas.
Sri memastikan, pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 akan terus berkoordinasi untuk mengkaji skenario penanganan Covid-19 di Indonesia. Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan keuangan negara apabila memang harus dilakukan lockdown.
"Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti kita pikirkan bagaimana untuk supporting," katanya.
Semua kemungkinan ini akan ditangani Gugus Tugas Covid-19. Sri menyebutkan, Kemenkeu sebagai bendahara negara berkomitmen terus mendukung agar pihak yang berkewajiban tidak sampai kekurangan sumber daya, baik fiskal ataupun sumber daya manusia (SDM).
Dalam Gugus Tugas Covid-19, Sri mengemban amanat sebagai dewan pengarah bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Kepala BNPB Doni Monardo menjadi ketuanya.
Dengan seriusnya persoalan Covid-19, Sri mengatakan, Gugus Tugas Covid-19 sepakat melakukan rapat reguler minimal tiga hari sekali untuk menginventarisasi berbagai langkah di pusat dan daerah dalam menangani penyebaran Covid-19.
Dalam pertemuan kemarin, sudah muncul beberapa kebijakan. Termasuk di antaranya membuat Keputusan Presiden untuk memperkuat landasan bagi Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah untuk merealokasi anggaran untuk pandemi Covid-19.
"Saya sudah keluarkan surat edaran, tapi akan jauh lebih kuat secara landasan hukum kalau dibuat Keppres," ujar Sri.