Rabu 18 Mar 2020 01:33 WIB

BPIP Nilai Imbauan Kerja dan Ibadah di Rumah Tepat

BPIP menilai imbauan Presiden Jokowi untuk kerja dan ibadah di rumah tepat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/3).(Republika/Nawir Arsyad Akbar)
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/3).(Republika/Nawir Arsyad Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah mengimbau masyarakat untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah, seperti bekerja dan ibadah untuk mengurangi dampak penyebaran virus Covid-19 atau corona. Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menilai hal itu sudah tepat.

"Artinya tiap orang punya tanggung jawab moral untuk menjaga dirinya agar tidak menyebabkan virus ini berkembang. Dengan cara apa dengan cara membatasi," ujar Benny di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/3).

Baca Juga

Benny menjelaskan, Vatikan juga sudah mengimbau jemaatnya untuk melaksanakan ibadah di rumah. Sehingga, warga tidak perlu berada dalam kerumunan massa yang berpotensi menyebarkan virus Covid-19.

"Artinya kesadaran itu kan karena mereka tidak ingin menularkan dan itu sangat tepat," kata Benny.

Tak lupa, ia mengimbau semua pihak bijak mengolah informasi dan tidak menyebarkan isu yang tidak berdasarkan data dan fakta terkait dengan penyebaran virus corona di Tanah Air. Ia menilai kepanikan tidak akan membantu dalam kondisi seperti saat ini.

"Kita menciptakan suasana kondusif, bukan menyebarkan fakta yang tidak memiliki dasar dan membuat kepanikan," ujar Benny.

Pemerintah mengumumkan ada tambahan sebanyak 38 pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Sehingga per Selasa (17/3) ini, total kasus orang yang terinfeksi virus korona sebanyak 172 orang. 

Angka melonjak cukup tinggi, dari jumlah terakhir pada Senin (16/3) kemarin sebanyak 134 kasus positif virus corona. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan bahwa tambahan kasus positif berasal dari pemeriksaan oleh Litbang Kemenkes sebanyak 32 kasus dan pemeriksaan oleh laboratorium penyakit menular Universitas Airlangga, Surabaya sebanyak 6 kasus.

"Sehingga total 172 kasus di mana kasus meninggal tetap 5 orang," jelas Yuri dalam keterangan pers, Selasa (17/3).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement