Selasa 17 Mar 2020 00:49 WIB

Parpol Islam Baru dan Sengitnya Persaingan Antarpartai Islam

Selama hampir 20 tahun terakhir parpol Islam belum mampu memperluas pemilihnya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah partai politik (parpol) Islam baru bermunculan pascapemilu 2019. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, kemunculan parpol Islam baru hanya akan menambah sengitnya pertarungan antarpartai Islam yang sudah ada saat ini.

"Naiknya suara satu atau dua parpol Islam biasanya diiringi dengan turunnya suara parpol Islam yang lain. Sehingga, munculnya parpol Islam yang baru atau menggunakan nama lama seperti Masyumi Reborn, hanya akan menambah sengit pertarungan di kalangan pemilih parpol Islam sendiri," kata Djayadi kepada Republika, Senin (16/3).

Djayadi mengungkapkan, sejak 2004 total perolehan suara partai partai Islam atau berbasis Islam seperti PKS, PPP, PKB, PAN, PBB, Masyumi, PBR, jumlahnya sekitar 30 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa basis total pemilih parpol-parpol Islam saat ini sekitar 30 persen.

"Selama hampir 20 tahun terakhir parpol-parpol Islam belum mampu memperluas pemilihnya untuk menarik pemilih parpol kalangan nasionalis seperti Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra, dan lain-lain. Apalagi, imbuhnya, parpol-parpol di luar parpol Islam juga sering memiliki figur yang bisa dekat dengan kalangan pemilih muslim," ujarnya.

Selain itu, Djayadi menjelaskan, ada sejumlah faktor kunci yang membuat parpol bisa meraih dukungan luas. Faktor pertama yaitu adanya figur atau tokoh, baik di tingkat nasional maupun daerah yang bisa menarik massa lintas kelompok lintas golongan. 

Kemudian, faktor kedua yaitu adanya jaringan jamaah dan organisasi yang solid yang bisa menjangkau konstituen dari segala kalangan, terutama kalangan pemilih berusia di bawah 40 tahun yang jumlahnya dominan mencapai lebih dari 55 persen.

Faktor ketiga yaitu adanya logistik yang cukup yang dapat menopang sosialisasi massif parpol tersebut, baik melalui media konvensional seperti televisi maupun non konvensional seperti media sosial. 

"Pertanyaannya, apakah parpol Gelora dan Masyumi Reborn memiliki semua itu? Saya belum melihat mereka memilikinya," ungkapnya.

Dirinya melihat sementara ini kedua partai tersebut memiliki citra sebagai pecahan dari parpol Islam yang sudah ada sekarang. Namun ia menganggap umumnya parpol pecahan di kalangan Islam belum ada yang sukses. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement