REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya memproduksi sekitar 450 liter hand sanitizer atau pembersih tangan untuk dibagi-bagikan ke publik melalui sejumlah tempat umum dan lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, meski belum ada yang positif terkena virus corona atau Covid-19 di Surabaya, hingga kini pihaknya melakukan berbagai upaya untuk melindungi warga. Salah satunya memproduksi sendiri cairan pembersih tangan.
"Inovasi ini dibuat sejak cairan yang berfungsi untuk membunuh bakteri itu sulit didapatkan di pasaran. Makanya kami melakukan produksi sendiri, hingga saat ini masih terus memproduksi," kata Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, Senin (16/3).
Dia menjelaskan, terhitung sejak awal Maret cairan antiseptik atau disinfektan yang berfungsi sebagai pembunuh virus dan bakteri itu mulai susah dicari. Sejak itulah, mulai dilakukan uji mikrobiologi dan terbukti tidak ditemukan pertumbuhan kuman.
"Awalnya kami buat lima liter dahulu pada 7 Maret," ujarnya.
Cairan itu, kata dia, dibuat di RSUD Soewandhie dan dikerjakan oleh tenaga ahli tim farmasi. Bahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPOM, dengan hasil bahwa pembersih tangan yang diproduksi dapat digunakan asal tidak diperjualbelikan.
"Kami sebar di tempat umum gratis, tidak dipungut biaya sepeser pun, seperti di Mal Pelayanan Publik Siola, kantor pelayanan kecamatan, kelurahan, taman, balai kota, sekolah, dan tempat wisata yang dikelola Pemkot Surabaya," katanya.
Kepala Seksi Penunjang Medik RSUD Soewandhie, Surabaya, Nevi Rahmi Alfiasari, menambahkan, masa berlaku cairan pembersih tangan tersebut berdasarkan beyond used date (BUD) atau sesuai tanggal yang ditetapkan pada produk tersebut berlaku selama satu bulan setelah tanggal diproduksi.
"Kondisi produk tersebut masih dalam rentang stabil dan dapat digunakan untuk produk hand sanitizer adalah satu bulan sejak tanggal produksi," kata Nevi.
Nevi juga menjelaskan bahwa formula cairan permbersih tangan terdiri atas alkhohol 96 persen, H202 tiga persen, gliserol, dan aquadest ad. Sementara itu, komposisinya sesuai dengan formula yang direkomendasikan WHO.
"Dengan konsentrasi akhir mengandung alkohol 80 persen, gliserin, dan H2O2," katanya.
Namun demikian, Nevi menyebut, produk pembersih tangan itu tidak dapat digunakan untuk membersihkan kotoran karena fungsinya untuk membunuh virus dan bakteri. "Jadi, supaya tidak menggunakan sebagai pembersih kotoran," katanya.