Sabtu 14 Mar 2020 02:03 WIB

Ketua Kadin: Wajar Ada Penolakan terhadap RUU Omnibus Law

Ketua Kadin mengatakan perlu komunikasi dengan baik untuk sosialisasi Omnibus Law.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rosan P. Roeslani mengatakan adanya penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja adalah hal yang wajar. Menurutnya, semua pihak punya hak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya.

"Yang penting komunikasinya bagus, dicari solusi yang terbaik," katanya, Jumat (13/3)

Baca Juga

Rosan menambahkan bahwa demonstrasi wajar dilakukan jika memang pemikiran tidak sejalan. Pihak buruh memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya. "Menurut saya itu wajar," ucapnya.

Rosan melanjutkan, dirinya menilai RUU Omnibus Law bisa menjadi solusi bagi investor untuk berinvestasi di tengah kekhawatiran perlamatan ekonomi akibat wabah virus corona. "Harapannya, Omnibus Law menjadi salah satu berita yang baik," ujarnya.

Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, dari 4,9% menjadi 4,8%. Proyeksi Moody's ini didasarkan pada keberadaan pandemi virus Corona menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara global. Sementara itu, untuk negara-negara G20, prediksi pertumbuhan ekonominya masing-masing hanya 2,1%, turun 0,3% dari angka perkiraan sebelumnya. Pelemahan konsumsi dan produksi yang utama akan dirasakan oleh China, tempat wabah virus tersebut bermula.

Dalam laporannya, Moody's menyebutkan bahwa risiko resesi global semakin meningkat, seiring meluasnya wabah virus Corona. Moody's menilai, semakin lama wabah ini terjadi, akan semakin mempengaruhi kegiatan ekonomi, permintaan terganggu dan mengarah ke resesi. Untuk itu, Rosan menilai Omnibus Law dapat menjadi solusi.

"Omnibus Law ditunggu investor lokal dan asing di tengah ketidakpastian Corona," kata Rosan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement