Jumat 13 Mar 2020 17:06 WIB

Survei Cyrus: Polri Dianggap Lebih Baik Dibandingkan KPK

Survei Cyrus Network menunjukan institusi Polri dinilai lebih baik dari KPK

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cyrus Network merilis survei nasional terkait penilaian terhadap lembaga-lembaga negara. CEO Cyrus Network Eko Dafid Afianto mengatakan, responden menganggap institusi Polri lebih baik dibandingkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam tiga kategori yakni makin kuat, makin solid, dan makin bisa dipercaya.

"Yang menarik adalah tentang persepsi terhadap lembaga kepolisian yang hari ini dianggap lebih baik dibandingkan KPK," ujar Eko dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Jumat (13/3).

Baca Juga

Ia merinci, secara keseluruhan TNI dianggap sebagai institusi paling kuat (82 persen), paling solid (80 persen), dan paling bisa dipercaya (80 persen, disusul lembaga kepresidenan. Peringkat ketiga diduduki institusi Polri dengan meraih suara responden sebesar 71,5 persen untuk kategori makin kuat, 68 persen untuk makin solid, dan 62,5 persen untuk makin bisa dipercaya

Sementara, lembaga antikorupsi KPK tepat berada di bawah Polri. Hasilnya, kategori makin kuat KPK meraih suara responden sebanyak 56,8 persen, makin solid 54,6 persen, dan 57,6 persen makin bisa dipercaya.

Menurut Eko, kepolisian berhasil mengkomunikasikan wajah institusi yang humanis ketika bersentuhan dengan masyarakat. Meskipun pernah beberapa kali mendapatkan persepsi negatif, terutama dalam penanganan unjuk rasa penolakan revisi Undang-Undang KPK dan Rancangan Undang-Undang KUHP.

Namun, lanjut dia, Polri secara umum mampu memperbaiki persepsi mereka di mata publik. "Untuk pertama kalinya survei ini menemukan bahwa penilaian terhadap kepolisian lebih baik daripada penilaian publik terhadap KPK," tutur Eko.

Survei nasional ini dengan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar kurang lebih 2,85 persen. Responden tersebar di 123 kelurahan/desa di 34 provinsi di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement