Kamis 12 Mar 2020 15:18 WIB

Pemprov Babel Latih Pengawas Pangan Jelang Ramadhan

Pemprov Babel melatih 16 orang pengawas produk pangan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pemprov Babel melatih 16 orang pengawas produk pangan. Ilustrasi.
Foto: Antara
Pemprov Babel melatih 16 orang pengawas produk pangan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) melatih 16 orang pengawas produk pangan. Pelatihan diadakan guna mengoptimalkan pengawasan mutu dan kualitas kebutuhan pokok masyarakat selama puasa Ramadhan di negeri serumpun sebalai itu.

"Kita berharap dengan adanya pelatihan ini petugas pengawas pangan lebih terampil dan cepat dalam menguji sampel produk makanan," kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Babel Ahmad Damiri di Pangkalpinang, Kamis (12/3).

Baca Juga

Ia mengatakan 14 dari 16 orang pengawas pangan ini merupakan utusan dari Pemerintah Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang. Sementara dua orang pengawas pangan dari Pemprov Kepulauan Babel.

"Dengan adanya pelatihan ini tentu akan meningkatkan kepiawaian petugas dalam menguji sampel pangan dan hasilnya. Dengan demikian mereka bisa mengambil tindakan cepat apabila ditemukan makanan yang mengandung bahan-bahan kimia atau campuran makanan berbahaya lainnya," ujar Ahmad.

Menurut dia dari hasil rapid test kit uji sampel pangan seperti daun bawang, tomat ceri, beras, tahu, bakso sapi, dan bakso ikan hampir semunya bebas bahan berbahaya. Dari enam sampel yang diuji, tomat ceri positif mengandung pestisida sedang daun bawang tidak.

Beras tidak mengandung pemutih (khlorin) dan tahu tidak mengandung formalin. Untuk bakso daging dan bakso ikan sama-sama tidak mengandung boraks. Sedangkan daun bawang juga aman dan tidak mengandung timbal.

"Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan petugas pengawas dalam pelatihan ini, diketahui bahan pangan yang diperjualbelikan di masyarakat masih dalam zona aman untuk dikonsumsi. Namun demikian hal tersebut tidak menjamin, karena tidak semua bahan pangan yang dijadikan bahan sampel," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement