Kamis 12 Mar 2020 07:36 WIB

Sangat Dangkal, Gempa Purwakarta Bisa Merusak

Gempa di Purwakarta dengan kedalaman dua kilometer tergolong dangkal.

Gempa. Ilustrasi. Gempa di Purwakarta dengan kedalaman dua kilometer tergolong dangkal.
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi. Gempa di Purwakarta dengan kedalaman dua kilometer tergolong dangkal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa bermagnitudo 3,7 yang terjadi di Purwakarta Jawa Barat pada Rabu (11/3) malam bisa saja berdampak merusak karena sangat dangkal. Meski begitu, belum ada laporan kerusakan dari bencana alam tersebut.

"Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan, tapi sejarahnya pernah terjadi gempa merusak di wilayah tersebut," kata Daryono yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa terjadi pada pukul 21.41.33 WIB dengan kekuatan magnitudo 3,7. Episenter terletak pada koordinat 6,72 LS dan 107,31 BT tepatnya berlokasi di Waduk Cirata dengan kedalaman dua kilometer.

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) dan berdasarkan laporan dari masyarakat, menunjukkan gempa dirasakan di Cirata dan Plered, Kabupaten Purwakarta dengan Skala Intensitas III MMI. Warga merasakan guncangan seperti ada truk berlalu hingga menyebabkan warga berlarian ke luar rumah.

Sementara itu, gempa dirasakan juga dilaporkan dirasakan terjadi di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, dengan Skala Intensitas II MMI. Di wilayah tersebut warga hanya merasakan goyangan lemah.

Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya yang sangat dangkal hanya dua kilometer, diyakini bahwa gempa tersebut merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Gempa kemungkinan dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Dengan episenter gempa yang terletak di Waduk Cirata, maka diyakini bahwa yang menjadi pembangkit gempa adalah Sesar Cirata di Waduk Cirata. Hasil kajian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa kegempaan mikro di wilayah Cirata memiliki kedalaman sangat dangkal kurang dari 10 kilometer dengan mekanisme sumber gempa yang didominasi oleh sesar naik.

Wilayah antara Cianjur dan Purwakarta termasuk daerah rawan gempa. Sejarah gempa merusak yang pernah terjadi di wilayah ini adalah Gempa Cianjur 1834 dan Gempa Purwakarta 1862.

"Menarik karena pusat gempa dekat dengan Bandung dan sebelumnya terjadi gempa di Sukabumi, meski sumber gempanya berbeda," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement