Rabu 11 Mar 2020 23:09 WIB

Harga Gula Merangkak Naik di Yogyakarta

Sementara, stok gula di Yogyakarta kosong.

Harga gula pasir di pasar tradisional di Yogyakarta kembali mengalami kenaikan (Foto: ilustrasi pedagang gula pasir di pasar Yogyakarta)
Foto: dok. Republika
Harga gula pasir di pasar tradisional di Yogyakarta kembali mengalami kenaikan (Foto: ilustrasi pedagang gula pasir di pasar Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga gula pasir di pasar tradisional di Yogyakarta kembali mengalami kenaikan. Harga gula naik dari Rp14.000 per kilogram, kini dijual pada kisaran Rp16.000 hingga Rp16.500 per kilogram.

“Masa giling yang berakhir pada Oktober 2019 menyebabkan harga gula mengalami kenaikan. Kami berharap, harga gula kembali normal saat masa giling dimulai pada April,” kata Kepala Bidang Bimbingan Usaha Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Benedict Cahyo Santoso di Yogyakarta, Rabu (11/3).

Baca Juga

Menurut dia, persediaan gula pasir di tingkat distributor untuk dijual di pasar tradisional dan memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Yogyakarta masih mencukupi. Namun tetap dibutuhkan pasokan tambahan. Sedangkan di toko-toko modern, kata dia,harga jual masih sesuai dengan harga eceran tertinggi namun stok justru banyak yang kosong.

“Kami akan berkoordinasi dengan Bulog Yogyakarta untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gula pasir,misalnya untuk kegiatan operasi pasar,” kata Benedict.

Sementara itu, Kepala Bulog Divisi Regional Yogyakarta, Juhaeni, mengatakan, tidak memiliki persediaan gula pasir yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan, termasuk kegiatan operasi pasar untuk membantu menurunkan harga gula.

“Saat ini, kami tidak memiliki persediaan dan itu menjadi kendala di seluruh Indonesia,” katanya.

Secara nasional, lanjut dia, Bulog sudah mengajukan izin impor gula pasir. Namun usulan tersebut belum mendapat lampu hijau. 

“Mudah-mudahan sudah bisa direalisasikan saat puasa,” katanya.

Sedangkan pola pengadaan gula pasir yang selama ini dilakukan Bulog DIY biasanya dilakukan dengan membeli produk PT Perkebunan Nusantara. Gula tersebut dibeli dengan pola komersial untuk memenuhi kebutuhan Rumah Pangan Kita (RPK).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement