REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Sumatra Barat. Pembangunan Bandara Internasional Minangkabau dimulai pada 17 September 2018 dengan dua tahapan pekerjaan.
Project Manager Bandara Internasional Minangkabau Sutrisno PS mengatakan
tahap pertama pembangunan gedung terminal baru dan tahap kedua renovasi gedung terminal eksisting. Adapun sebagian gedung terminal baru akan difungsikan secara minimum sebagai terminal kedatangan domestik.
"Terdapat keunggulan dalam penggunaan material bangunan terminal baru yaitu material yang digunakan material atap bitumen yang diimpor dari Kanada. Kemudian juga ada peningkatan kualitas dari gedung terminal lama,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Rabu (11/3).
Menurutnya material yang digunakan antara lain Bubble Foil Air Radiant Shield dengan spesifikasi alumunium foil + bubble 4 mm + alumunium foil, hollow besi 4x4 cm, multipleks tebal 9 mm, IKO Stormtite sebagai underlayer dan IKO Marathon 20. Adapun penggunaan material bubble foil dikarenakan resisten terhadap HCL dan NaCL serta memiliki 100 persen maksimum thermal reflective durable sehingga mengurangi suhu panas yang masuk ke dalam gedung.
“Bubble foil juga memiliki daya tahan material yang sangat tinggi. Sedangkan IKO Marathon 20 ini memiliki keunggulan antibocor, fleksibel, ringan, tidak mudah terbakar dengan sertifikasi class ‘A’ fire resistance rating, dan bergaransi 20 tahun,” jelasnya.
Material yang digunakan proyek ini telah memenuhi persyaratan untuk bangunan terminal Bandara Internasional Minangkabau yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatra, lokasinya berdekatan dengan daerah pantai dengan rentang kecepatan angin yang cukup tinggi.
Proyek Terminal BIM dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas penumpang dari bandar udara eksisting yang semula dapat melayani 3,2 juta penumpang per tahun menjadi 5,7 juta penumpang per tahun. Sedangkan luas bangunan gedung terminal eksisting semula 20,587 m² kemudian diperluas dengan menambahkan gedung terminal baru seluas 25.725 m² sehingga luas total bangunan bandara menjadi 46.312 m².
“Progres pembangunan terminal baru sampai saat ini sekitar 83 persen dan renovasi bangunan terminal eksisting belum dikerjakan karena menunggu gedung terminal baru dioperasikan. Pelaksanaan renovasi terminal eksisting akan dilaksanakan secara parsial dengan memindakan pelayanan dari gedung terminal lama ke gedung terminal baru," jelasnya.