REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Puti Almas, Antara
Singapura melaporkan 10 kasus terbaru Covid-19 pada Senin (9/3). Satu orang di antaraya adalah warga negara Indonesia (WNI). Kasus baru yang dilaporkan kemarin menambah jumlah WNI yang positif corona di Singapura menjadi empat orang.
WNI keempat yang positif corona di Singapura disebut dengan kasus 152. Ia merupakan kasus impor bagi Singapura.
Kasus 152 adalah pria Indonesia berusia 65 tahun yang tiba di Singapura pada 7 Maret. Ia melaporkan timbulnya gejala 28 Februari ketika berada di Indonesia dan telah mencari perawatan di rumah sakit di Jakarta pada 2 Maret.
Hingga kemudian, ia datang di Singapore General Hospital (SGH) pada 7 Maret dan hasil tes selanjutnya mengkonfirmasi infeksi Covid-19 pada 8 Maret. Saat ini, pasien berada di ruang isolasi di SGH.
Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura Ratna Lestari Harjana, mengatakan dua WNI yang positif corona sudah sembuh. Artinya kini masih ada dua WNI dalam perawatan.
Ia menyampaikan Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif Covid-19 ke-147 di Singapura, yaitu WNI berusia 64 tahun berjenis kelamin laki-laki. WNI tersebut tiba di Singapura pada 7 Maret 2020.
WNI itu kemudian dikonfirmasi positif Covid-19 pada 8 Maret 2020 dan saat ini dirawat di National Centre for Infectious Diseases (NCID) Singapura.
Dua kasus lain adalah kasus 133 yang diumumkan 7 Maret dan kasus ke 21 yakni seorang ART asal Indonesia yang tertular dari atasannya di rumah. Kasus 21 sudah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit pada 18 Februari 2020.
Dalam siaran pers, KBRI menyampaikan sampai saat ini belum diketahui bagaimana WNI kasus 147 dapat terinfeksi Covid-19. Namun, Kementerian Kesehatan Singapura menyebut kasus ini sebagai kasus impor, atau kasus dari luar. Artinya, WNI tersebut diduga kuat sudah terjangkit Covid-19 sebelum melakukan kunjungan ke Singapura.
Departemen Kesehatan Singapura mengumumkan mulai 7 Maret semua warga asing yang memegang izin kunjungan jangka pendek dan mencari pengobatan virus corona harus membayar biaya perawatan kesehatan tersebut. Hal ini dilakukan mengingat meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 secara global dan peningkatan yang mungkin dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi di Singapura.
“Kami perlu memprioritaskan sumber daya di rumah sakit umum kami," ujar pernyataan Departemen Kesehatan Singapura dalam sebuah rilis, dilansir Channel News Asia, Selasa (10/3).
Namun, biaya tes Covid-19 untuk semua orang yang melakukan kunjungan jangka pendek akan terus dihapuskan. Hal ini ditujukan untuk mempermudah identifikasi dan pelacakan kontak untuk kasus yang dikonfirmasi di Singapura, serta mungkin tertular ketika berada di negara itu.
Tambahan kasus Singapura
Dari 10 kasus baru corona di Singapura sebanyak enam di antaranya dilaporkan terkait dengan sebuah area di SAFRA Jufrong. Menurut laporan pihak berwenang, di area itu diadakan sebuah acara makan malam pribadi, yang tepatnya dilakukan di restoran Joy Garden pada 15 Februari lalu.
Selain itu, dari beberapa kasus baru juga terkait dengan area di The Life Church and Mission Singapore, sementara tiga lainnya merupakan kasus impor atau dibawa dari negara lain.
Secara keseluruhan total kasus virus corona di Singapura saat ini adalah 160. Meski demikian, Departemen Kesehatan negara itu mengatakan sebanyak 93 orang telah pulih dari infeksi Covid-19 dan keluar dari rumah sakit.
Sebanyak 67 pasien virus corona yang dikonfirmasi masih berada di rumah sakit. Sebagian besar dalam kondisi stabil dan berangsur membaik, sementara ada 10 lainnya yang berada dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.
Beberapa kasus baru di Singapura, mulai dari kasus 151 melibatkan seorang pria berusia 51 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara dan wilayah yang terkena dampak. Ia adalah kontak dari Kasus 66 dan 91, serta terhubung ke area di The Life Church and Missions Singapore.
Pria ini pertama kali melaporkan gejala infeksi virus corona jenis baru pada 4 Februari dan mencari pengobatan di klinik dokter umum pada 5 Februari dan 13 Februari, dan di Yishun Polyclinic pada 8 Februari dan 13 Februari. Ia mengatakan menghadiri acara Tahun Baru China di Mei Hwan Drive pada 25 Januri dan dirujuk oleh Departemen Kesehatan ke Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID) pada 22 Februari meskipun telah pulih saat itu. Hasil tes serologis selanjutnya pada 8 Maret mengonfirmasi ia positif Covid-19.
Kasus 153 kemungkinan merupakan kasus impor yang melibatkan seorang wanita Singapura berusia 65 tahun yang telah berada di Indonesia dari 25 Februari hingga 28 Februari. Ia melaporkan bahwa ketika dia berada di Indonesia telah mengunjungi saudara perempuannya yang menderita pneumonia.
Ia melaporkan timbulnya gejala pada 3 Maret dan telah mencari pengobatan di Choa Chu Kang Polyclinic pada hari yang sama dan pada 7 Maret. Kemudian, ia datang ke unit gawat darurat di SGH pada 7 Maret dan hasil tes selanjutnya mengonfirmasi infeksi Covid-19 pada 8 Maret sore.
Sebelum masuk rumah sakit, ia sering berada di rumahnya di Jalan Teck Whye. Ia saat ini ditahan di ruang isolasi di SGH.
Selanjutnya, kasus 154 adalah kasus impor yang melibatkan seorang pria Inggris berusia 52 tahun. Dia tiba di Singapura pada 6 Maret dan dipastikan memiliki infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi dan saat ini dirawat di ruang isolasi di NCID.
Kasus 155 adalah seorang wanita Malaysia berusia 47 tahun yang merupakan pemegang Singapore Work Pass. Ia tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara dan wilayah yang terkena dampak virus corona, namun dipastikan menderita infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi dan saat ini dirawat di ruang isolasi di NCID. Ia adalah kontak Kasus 128 dan terhubung ke gugus yang melibatkan fungsi makan malam pribadi di SAFRA Jurong.
Kasus 156 adalah seorang wanita berusia 50 tahun yang merupakan warga Singapura. Ia tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara-negara dan wilayah yang terkena dampak dan terkait dengan gugus yang melibatkan fungsi makan malam pribadi di SAFRA Jurong. Saat ini ia ditahan di ruang isolasi di NCID.
Kasus 157 adalah seorang wanita berusia 54 tahun yang merupakan penduduk tetap Singapura. Dia tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara dan wilayah yang terkena dampak.
Dia dipastikan menderita infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi, dan saat ini dirawat di ruang isolasi di NCID. Dia adalah kontak Kasus 137, dan terhubung ke kluster yang melibatkan fungsi makan malam pribadi di SAFRA Jurong.
Kasus 158 adalah seorang wanita Singapura berusia 53 tahun dan juga tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara-negara dan wilayah yang terkena dampak. Ia dipastikan menderita infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi, dan saat ini dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong (NTFGH). Ia terkait ke area yang melibatkan acaa makan malam pribadi di SAFRA Jurong.
Kasus 159 adalah pria Singapura berusia 59 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara dan wilayah yang terkena dampak. Ia dipastikan memiliki infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi, dan saat ini dirawat di ruang isolasi di NTFGH. Dia terhubung ke klaster yang melibatkan fungsi makan malam pribadi di SAFRA Jurong.
Kasus 160 atau yang paling baru melibatkan seorang anak laki-laki Singapura berusia lima tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke negara dan wilayah yang terkena dampak. Ia dipastikan menderita infeksi Covid-19 pada 9 Maret pagi, dan saat ini dirawat di ruang isolasi di KK Women’s and Children’s Hospital. Ia adalah anggota keluarga dari Kasus 145, dan terhubung ke kluster yang melibatkan fungsi makan malam pribadi di SAFRA Jurong.