REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Jabar), Berli Hamdani Gelung Sakti mengungkapkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jabar mencapai 4.192 sejak Januari hingga awal Maret. Ia mengatakan kasus DBD di Jabar cukup tinggi meski bukan masuk siklus lima tahunan.
"Sudah terjadi kematian juga 15 kasus. Jadi, kalau di Indonesia Jabar terbanyak. Kan se-Indonesia totalnya 78 kasus kematian akibat BDD. Nah dari Jabar 15 kasus," ujar Berli kepada wartawan, Senin (9/3).
Jumlah korban pada jangka waktu yang sama tahun 2019 lalu mencapai 49 orang dalam waktu dua bulan di awal tahun. Pada Januari 2019 terdapat 26 orang dan Februari 2019 sebanyak 23 orang. "Kalau 2020, ada 15 orang meninggal periode Januari-awal Maret 2020," ucapnya.
Menurut Berli, jika melihat jumlah kasus, sekali lagi jika dibandingkan 2019, kasus yang terjadi di 2020 ini jauh lebih sedikit. Begitu juga, dengan jumlah yang meninggal. Pada 2019, sebagai puncak siklua tahunan DBD, bulan Januari saja di 2019 ada 26 kematian . Kemudian Februari 23 kematian. Bahkan, kasus DBD di 2019 mencapai 23 ribu dalam dua bulan saja.
Namun, kata dia, sesuai definisi operasional KLB, maka 2020 ini juga KLB. Karena sudah ada yang meninggal, walaupun misalnya yang meninggal hanya satu orang, apalagi ini sudah 15 orang. "Tercatat sampai hari ini sudah 15 orang meninggal karena DBD dan kebanyakan di Kota Cirebon," katanya.
Tahun ini, kata dia, walaupun bukan siklus lima tahunan DBD tapi kasusnya tetap ada karena ini penyakit endemik yang sudah menetap disatu daerah dan menjadi wabah setiap tahunnya. Penyebabnya, kata dia, selain karena daerah endemik juga masih ada nyamuk yang berkeliaran di lingkungan kita. Ini juga, terkait prilaku masyarakat yang menyiapkan tempat penampungan air dibiarakan terbuka. Bahkan, sampah juga menjadi sumber berkembang biaknya nyamuk.
Adapun upaya-upaya pengendalian dan pemberantasan KLB DBD terus menerus dilakukan. Tetapi upaya ini akan berhasil kalau seluruh elemen masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dengan leading sektor Kesehatan melakukan GERMAS melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M PLUS, Program 1R1J sampai ke tataran rumah tangga, tata kelola sampah dan abatesasi tempat-tempat penampungan air keluarga.
"Langkahnya kalau mau tuntas harus masif melakukan gerakan pembersihan di hari yang sama misalnya Jumat bersih serentak se Jabar, Insya Allah angka DBD nya menurun drastis," katanya.