Senin 09 Mar 2020 02:33 WIB

Warga Semarang tak Terpancing Panik Borong Sembako

Stok beras di berbagai wilayah di Jawa Tengah pun masih cukup aman.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dua pekerja menata berbagai macam kemasan sembako di kios Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog di Pasar Kejambon, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (5/9/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Dua pekerja menata berbagai macam kemasan sembako di kios Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog di Pasar Kejambon, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (5/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG—Kendati isu penyebaran virus Corona semakin masif, warga Jawa Tengah belum melakukan aksi borong bahan kebutuhan pokok –terutama beras—akibat kepanikan yang muncul di tengah- tengah masyarakat. Serapan harian beras, sebagai komoditas pokok pangan masyarakat masih cukup stabil.

“Terkait dengan isu penyebaran virus Corona, di wilayah Jawa Tengah tidak terjadi kepanikan pembelian sembako secara besar- besaran oleh masyarakat dan semua masih berjalan normal,” ungkap Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Tengah, Basirun di Semarang, Jumat (6/3).

Sehingga, jelasnya, stok beras di berbagai wilayah di Jawa Tengah pun masih cukup aman sampai dengan saat ini. Di sisi lain, serapan beras secara harian oleh masyarakat –sejauh ini—juga tetap terpantau normal, bahkan masih tetap stabil untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan.

"Kalau kita cermati, di Jawa Tengah ini memang tidak ada pengaruh isu penyebaran virus Corona dengan kepanikan atau rush sembako, sehingga stok beras pun masih aman- aman saja dan masyarakat tidak perlu mencemaskan persediaan beras," tambahnya, saat dikonfirmasi dampak merebaknya virus Corona.

Basirun juga menambahkan, secara umum ketersediaan beras di wilayah Jawa Tengah sampai saat ini masih dalam kondisi yang aman. Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah mencatat, stok beras yang tersedia ada --di sejumlah gudang Bulog Kanwil Jawa Tengah-- masih mencapai 107.076 ton.

Dengan realisasi Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH) saat ini yang rata- rata per hari mencapai 500 ton, maka stok beras yang ada tersebut masih sangat mencukupi, paling tidak untuk 7 hingga 8 bulan ke depan. Selain mencukupi, persebaran stok beras Bulog ini pun juga merata.

Stok beras yang mencapai 107.076 ton ini merupakan jumlah yang sangat besar dan semuanya tersebar hampir merata sesuai dengan kebutuhan di empat kantor cabang Bulog. “Masing- masing di Semarang sebanyak 37.865 ton, Pati (17.802 ton), Surakarta (20.032 ton) dan di Pekalongan (31.377 ton),” jelasnya.

Basirun juga menyampaikan, masih sangat mencukupinya beras di Jawa Tengah tersebut bahkan juga bakal terus bertambah lebih  besar lagi. Hal ini mengingat pada bulan April hingga Juni 2020 nanti, sejumlah daerah penghasil beras di Jawa Tengah diprediksi sudah memasuki musim panen.

Demikian halnya, pada saat musim panen raya nanti serapan atau permintaan beras Bulog oleh masyarakat di Jawa Tengah biasanya juga akan menurun.  Sehingga ketahanan stok beras Bulog akan bisa lebih lama lagi.

Dengan Stok yang cukup besar tersebut, tentunya akan mempengaruhi kemampuan Bulog untuk menyerap hasil panen petani. Kendati begitu petani di Jawa Tengah tidak perlu khawatir akan adanya resiko harga jatuh. Karena --saat ini-- harga gabah kering panen (GKP) di pasaran masih di atas Rp 5.000 per kilogram.

Sedangkan harga pokok pembelian (HPP) GKP hanya Rp 4.070  per kilogram. "Kondisi tersebut menunjukkan jika saat panen tiba, kemampuan pasar untuk bisa menyerap hasil panen para petani di Jawa tengah ini masih cukup baik," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement