REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rusdy Nurdiansyah
Seusai diumumkannya dua warga Kota Depok positif terjangkit virus corona atau Covid-19, Senin (2/3) lalu, hal itu berdampak pada keengganan warga untuk mendekat ke rumah sakit dan pemukiman kedua warga yang positif virus Corona serta menghindari tempat-tempat keramaian seperti mal dan hotel. Tak hanya itu, ada stigma warga di luar Kota Depok menganggap wilayah Kota Depok sebagai wilayah yang sementara ini harus dihindari untuk dikunjungi.
"Tadinya kami berencana liburan akhir pekan bersama keluaraga dengan menginap dan berenang di salah satu hotel di Jalan Margonda, tapi ada kasus Corona jadi takut, akhirnya kami batalin deh," ujar Inur, seorang ibu rumah tangga yang merupakan warga Bojonggede, Bogor, Sabtu (7/3).
Sedangkan warga lainnya, Ayu yang biasanya setiap akhir pekan bersama keluarga berbelanja dan jalan-jalan di mal, memilih untuk sementara tidak pergi kemana-kemana dan memilih berdiam bersama keluarga di rumah untuk mencegah tertular virus corona. "Takut juga sih, ya cari aman saja karena juga ada himbauan untuk sementara menghindari tempat-tempat keramaian dan membatasi interaksi dengan orang lain," tutur ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Beji, Kota Depok.
Berdasarkan pemantauan Republika, pada akhir pekan pertama setelah diumumkan dua kasus positif corona, pada hari ini memang terlihat pusat-pusat perbelanjaan seperti mal dan super market tidak terlalu ramai seperti pada akhir pekan di hari-hari biasa dan awal bulan.
"Ada sedikit penurunan, namun masih terpantau normal," kata CSR & Government Relation Departemen Head Margo Mal Depok, Ahmad Syahrullah.
Dia mengutarakan, pihaknya juga melakukan langkah-langkah pencegahan penularan virus corona, seperti melakukan desinfektan di area publik, seluruh toilet, seluruh lift, eskalator, dan juga Management Office serta juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk karyawan dan juga outsource. "Kami juga menaruh hand sanitizer untuk pengunjung di setiap pintu masuk mal," ungkap Syahrullah.
Tempat-tempat hiburan seperti tempat karaoke keluarga juga sepi pengunjung. Padahal, biasanya pada akhir pekan dipenuhi pengunjung hingga mengantre.
"Biasanya pengunjung akhir pekan pada Jumat malam ramai banget dan room selalu penuh. Mungkin orang takut keluar karena virus corona," terang Manajer Inul Vista Karaoke Depok, Badai.
Hotel-hotel di Kota Depok juga terkena imbasnya yang biasanya huniannya penuh di akhir pekan, Jumat dan Sabtu. Bahkan, event-event yang kerap diadakan pada akhir pekan di hotel-hotel banyak dibatalkan.
"Terjadi penurunan hunian, tapi tidak signifikan sih. Terkait pencegahan virus corona, kami juga siapakan antiseptic gel dan masker serta pamflet sosialisasi pencegahan virus corona di front office," jelas General Maneger (GM) Hotel Bumi Wiyata (BW) Depok, Hesty Kemala Dewi.
Berdasarkan pemantauan Republika, di Hotel BW yang berada di Jalan Margonda tampak sepi. Fasilitas kolam renang di BW pun tak seramai biasanya saat akhir pekan. Informasi yang didapat, tingkat hunian hotel menurun hingga 30 persen dibandingkan akhir pekan sebelum kasus Corona.
"Pengunjung kolam berenang berkurang dibandingkan sebelum ada kasus virus corona," kata pejaga loket kolam berenang Hotel BW Depok, Andreas.
PR Manager The Margo Hotel Kartika Sekartaji menegaskan, banyak pengunjung dan masyarakat dari luar Kota Depok yang merasa khawatir dan membatalkan berkujung ke Kota Depok. Ada penurunan okupansi hingga 15 persen dari sebelum kasus virus corona di hotel yang juga terletak di Jalan Margonda ini.
"Sempat terjadi penurunan hunian hingga 15 persen. Tapi kami tidak menurunkan harga, masih seperti biasa dengan program promo. Harga termurah saat ini, Rp 850 ribu. Dampak lainnya, untuk acara yang sudah terjadwal ada beberapa yang cancel walau tidak signifikan. Mungkin ini pengaruhnya karena beralasan khawatir penyebaran COVID-19," tegasnya.
Kartika mengutarakan, pihaknya juga menyediakan hand sanitizer di front office dan di setiap titik, melakukan pembersihan yang lebih sering ke benda-benda yang sering digunakan pengunjung seperti pembersihan gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga dan toilet serta juga melakukan penyemprotan desinfektan.
"Kami juga menyediakan masker dan gloves serta melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan. Tak hanya itu, kami juga menyediakan tim medis atau klinik internal. Jika ada yang merasa kurang sehat bisa memeriksa pada tim medis. Sejauh ini tidak ditemukan yang mengalami demam tinggi, flu dan batuk," tuturnya.
Dampak yang paling terasa, Jalan Margonda yang biasanya macet di setiap akhir pekan terlihat lengang, seperti di depan ITC Depok dan Margo City. "Tumben enggak macet, lancar jaya Jalan Margonda," terang Lilik, seorang pengguna jalan, warga Jalan Margonda.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris menegaskan Kota Depok saat ini dalam kondisi aman dan terkendali. "Saya berpesan ke masyarakat untuk tidak panik terhadap virus corona sebab pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya. Saya tegaskan, jangan panik, karena kondisi Kota Depok aman terkendali.Jadi silakan datang bagi masyarakat yang ingin ke Kota Depok," tegasnya.
Menurut Idris, kasus virus corona memang perlu diwaspadai. Namun kewaspadaan ini harus sesuai dengan ketentuan dan norma yang sudah diterapkan oleh pemerintah.
Penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona terus digencarkan Pemkot Depok. Mulai dari pembuatan flyer informasi virus corona, hingga sosialisasi pencegahan di banyak tempat, baik di sekolah, Puskesmas, terminal, ataupun stasiun kereta yang bekerja sama dengan PT KAI.
"Hindari virus corona, dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga pola makan yang baik. Tidak lupa dengan aktivitas yang terdapat dalam Gerakan masyarakat Hidup Sehat (Germas)," kata Idris.