REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) meminta kepada pelaku usaha untuk tidak menimbun barang atau menaikkan harga yang sedang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya masker.
"Jangan mengambil kesempatan saat orang-orang mengalami kesulitan, UU mengamanahkan agar pelaku usaha tidak menimbun barang yang dibutuhkan masyarakat, justru harus empati. Di beberapa negara bahkan memberikan masker gratis," ujar Ketua BPKN, Ardiansyah Parman dalam konferensi pers bertema Menuju Indonesia Emas, di Jakarta, Senin (2/3).
Ia mengatakan pelaku usaha yang yang melakukan penimbunan barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga terjadi kelangkaan bisa terkena pidana.
"Kalau ada penimbunan itu sesungguhnya kejahatan pidana, pemerintah diharapkan melakukan pengawasan lebih ketat lagi. Aturan sudah ada sehingga tinggal ditindak saja," ucapnya.
Ia mengemukakan sanksi pidana itu tercantum dalam Pasal 107 UU Perdagangan. Dalam pasal itu disebutkan, pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 50 miliar jika menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang.
Ia mengharapkan agar pemerintah melakukan sosialisasi terhadap penyebaran virus corona agar tidak membuat masyarakat lebih panik akibat kelangkaan masker. "Jangan ada kepanikan, lalu semua orang memakai masker. Diutamakan yang sedang sakit agar tidak pindah ke mana-mana," ucapnya.
Hari ini, Senin (2/3), Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan temuan kasus infeksi virus corona pertama di Indonesia.
Di Istana Merdeka Jakarta, Presiden menjelaskan bahwa virus corona baru didapati menyerang seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun yang tinggal di wilayah Indonesia.
"Minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana ternyata positif corona. Tim dari Indonesia langsung menelusuri orang Jepang ini ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu dengan siapa, ditelusuri dan ketemu," katanya.