Senin 02 Mar 2020 12:32 WIB

Kehadiran Empat Rusa Jawa di Taman Kehati Indramayu

Rusa Jawa ini merupakan rusa asli Indonesia

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Empat ekor Rusa Jawa resmi menghuni Taman Kehati Kabupaten Indramayu.
Foto: dok. Istimewa
Empat ekor Rusa Jawa resmi menghuni Taman Kehati Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lilis Sri Handayani/Jurnalis Republika

Empat buah kotak kayu diturunkan secara hati-hati dari atas bak kendaraan truk. Dengan ditandu sejumlah pria, satu per satu kotak kayu itu dibawa menuju Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Kabupaten Indramayu, yang terletak di Jalan Pahlawan, Kecamatan Indramayu, belum lama ini.

Saat setiap kotak kayu dibuka, muncul hewan berbulu coklat dengan mata hitamnya yang bening. Dua di antaranya bahkan memiliki tanduk. Itulah Rusa Jawa (Rusa timorensis), yang sengaja didatangkan oleh PT Polytama Propindo dan Pemkab Indramayu.

Empat ekor Rusa Jawa yang terdiri dari dua ekor jantan dan dua ekor betina itu dijadikan sebagai penghuni baru Taman Kehati Indramayu. Satwa tersebut didatangkan dari Penangkaran Rusa Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor.

Kedua pasang hewan itu diserahkan secara resmi oleh Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati di Pusat Litbang Hutan, Hendra Gunawan, kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Aep Surahman dan Corporate Secretary General Manager PT Polytama Propindo, Dwinanto Kurniawan.

Penyerahan dua pasang ekor Rusa Jawa tersebut dilakukan dalam acara One Day Press Tour di Taman Kehati Indramayu. Acara itu diselenggarakan oleh PT Polytama Propindo bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Indramayu, dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020.

‘’Rusa Jawa ini merupakan rusa asli Indonesia,’’ kata Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati di Pusat Litbang Hutan, Hendra Gunawan.

Hendra menerangkan, Rusa Jawa termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Sedangkan berdasarkan Red List IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), Rusa Jawa termasuk spesies hewan dengan kategori Vulnerable atau rentan. Itu berarti, bila ada sedikit saja gangguan, maka populasi satwa itu dapat menurun dengan cepat.

Selain Rusa Jawa, terdapat tiga ekor jenis rusa lainnya yang merupakan rusa asli Indonesia. Ketiganya adalah Rusa Sambar, Rusa Bawean, dan Rusa Kijang (Muntiacus muntjak).

Rusa Jawa memiliki tinggi 100-110 centimeter (cm), panjang badan dan kepala 120 - 130 cm, panjang ekor 10-30 cm dan bobotnya dapat mencapai 103- 115 kilogram (kg). Rusa jantan memiliki tanduk sepanjang 80-90 cm, dengan cabang tiga.

Hendra menambahkan, dipilihnya Rusa Jawa untuk dipelihara di Taman Kehati Indramayu itu karena merupakan salah satu rusa asli Indonesia yang statusnya dilindungi. Karena itu, nilai konservasinya menjadi tinggi.

‘’Hal itu sejalan dengan tujuan pembangunan Taman Kehati, yaitu untuk mengkonservasi flora dan fauna asli, terutama yang langka, dilindungi atau terancam punah,’’ tutur Hendra.

Ke depan, Taman Kehati Indramayu juga rencananya akan dilengkapi dengan berbagai flora asli Indramayu. Apalagi, Kabupaten Indramayu memiliki desa-desa tua, yang namanya sama dengan nama pohon, yang kemungkinan besar merupakan pohon lokal yang pernah tumbuh di daerah itu. 

‘’Sayangnya, pelestarian nama pohon lokal menjadi nama desa tidak diikuti dengan pelestarian pohonnya.  Bahkan mungkin di beberapa desa, sudah tidak ditemukan lagi jenis pohon yang menjadi nama desa tersebut,’’ tutur Hendra.

Untuk itu, diperlukan upaya memperkenalkan kembali jenis-jenis pohon lokal yang telah langka tersebut kepada masyarakat dan mengajak mereka ikut melestarikannya.  Jenis-jenis pohon lokal itu dapat dipilih sebagai jenis yang dilestarikan di Taman Kehati Indramayu.

Corporate Secretary General Manager PT Polytama Propindo, Dwinanto Kurniawan, mengatakan, pihaknya memang terus berkomitmen bersama Pemkab Indramayu untuk menjaga kelestarian ekosistem lingkungan. Kehadiran Taman Kehati merupakan salah satu wujud komitmen tersebut.

Semula, Taman Kehati merupakan kawasan Hutan Kota Kayu Putih yang kondisinya memprihatinkan dan terbengkalai. PT Polytama Propindo kemudian melakukan revitalisasi dengan mengubahnya menjadi Taman Kehati dan diresmikan pada Rabu (09/10/2019) silam.

Melalui revitalisasi itu, Taman Kehati kini tak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH), namun juga landmark baru Indramayu. Lokasi itupun menjadi sarana edukasi, rekreasi serta pengembangan flora dan fauna.

Dengan lahan seluas empat hektare, Taman Kehati juga telah dilengkapi sejumlah fasilitas. Di antaranya, trek untuk berjalan sepanjang 610 meter, tempat duduk untuk beristirahat, serta berbagai permainan anak. 

‘’Kehadiran Taman Kehati diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu,’’ tandas Dwinanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement