Selasa 24 May 2016 15:43 WIB

Taman Kehati Tingkatkan Keanekaragaman Hayati

Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indah Sari, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indah Sari, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Taman Kehati diharapkan bisa meningkatkan keanekaragaman hayati dan mendukung konservasi flora dan fauna di luar kawasan hutan. Taman Kehati yang dibangun, produsen air minum dalam kemasan, di Babakan Pari, Sukabumi, Jawa Barat.

"Indeks keanekaragaman hayati berhasil meningkat mendekati kondisi di hutan alam," kata Peneliti Utama Pusat Litbang Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hendra Gunawan, di sela bedah buku "Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati Di Taman Kehati belum lama ini.

Luas Taman Kehati sekitar 6,5 hektare terbagi dua blok yakni di Blok I indeks keanekaragaman hayati meningkat dari 1,69 pada tahun 2010 menjadi 4,14 pada tahun 2014, sementara di Blok II indeks meningkat dari 1,42 pada tahun 2012 menjadi 3,75 pada tahun 2015.

"Indeks pada skala 4 sudah cukup bagus. Di hutan-hutan Kalimantan, indeks berkisar 7," katanya.

Menurut dia, besar kecilnya nilai indeks ditentukan antara lain keragaman jenis pohon di setiap hektarenya, yang mana semakin beragam jenis pohon, semakin tinggi indeks keanekaragaman hayatinya. Selain itu, lanjutnya, semakin beragam jenis pohon, maka fauna yang ada juga akan semakin beragam.

Pembangunan Taman Kehati merupakan amanat dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 tahun 2012. Sejauh ini telah ada 72 Taman kehati yang dibangun di seluruh Indonesia. Produsen air minum dalam kemasan Aqua, telah membangun 18 Taman Kehati dengan luas total mencapai 109 hektare.

Kepala Pabrik Aqua Babakan Pari Obrin Sualang menjelaskan, program Taman Kehati yang dijalankan pihaknya adalah bagian dari komitmen untuk pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasional. Masyarakat sekitar terlibat aktif dalam proses penanaman dan perawatan. Dalam melakukan proses penanaman dan perawatan tersebut, mereka juga dapat menanam tanaman produktif di lahan pabrik yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah sumber pendapatan.

Taman Kehati yang dibangun juga berfungsi sebagai pusat observasi untuk mengamati flora fauna, bahkan mampu memberi nilai ekonomis kepada masyarakat sekitar. Obrin menuturkan, berkembangnya program Taman Kehati di pelosok Indonesia belum diiringi dengan penerapan pengetahuan monitoring dan evaluasi.

Oleh karena itu, menurut dia, buku yang disusun oleh Pusat Litbang Hutan kementerian LHK diharapkan bisa menjadi referensi dan standar dalam melakukan sistem monitoring dan evaluasi.

"Kami juga berharap buku ini dapat bermanfaat untuk edukasi lingkungan dalam pengembangan program Kehati di Indonesia," ujar Obrin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement