Ahad 01 Mar 2020 23:10 WIB

Bogor Realisasikan Program Reduksi Konversi Angkot

Dua angkot tua di Bogor akan diganti dengan satu unit angkot baru.

Bogor Realisasikan Program Reduksi Konversi Angkot. Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) melihat proses reduksi atau pengurangan angkutan kota (angkot) di Plaza Balaikota Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/3/2020).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Bogor Realisasikan Program Reduksi Konversi Angkot. Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) melihat proses reduksi atau pengurangan angkutan kota (angkot) di Plaza Balaikota Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor merealisasikan program reduksi konversi terhadap angkutan kota (angkot) dengan usia melampaui batas usia operasional 20 tahun atau lebih untuk diremajakan.

Kegiatan reduksi konversi angkot tua, yakni diambil bagian mesin dan bagian penting lainnya, secara simbolis dipimpin langsung oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Kota Bogor, Ahad (1/3).

Baca Juga

Pada kegiatan tersebut, Bima Arya didampingi oleh Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, Kepala Dinas Perhubungan Eko Prabowo, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Hanafi, serta pihak terkait lainnya.

Wali Kota Bogor dan Wakil Wali Kota Bogor secara simbolis mengukur dan memotong badan angkot dengan menggunakan mesin pemotong, untuk mengambil mesin dan bagian penting lainnya. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan las dan alat pemotong gerinda.

Sebuah angkot yang dipotong dan dibesituakan, yakni sudah melampaui batas waktu operasional dan dinilai sudah tidak layak jalan. Bahkan, ada angkot yang sudah beroperasi selama 30 tahun.

photo
Petugas memotong bagian mobil angkutan kota (angkot) saat proses reduksi atau pengurangan angkot di Plaza Balaikota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020).

Kegiatan pemotongan dan menjadikan besi tua di Balai Kota Bogor, Ahad, ini ada sebanyak 10 angkot tua, dari seluruhnya sebanyak 69 angkot yang sudah terdaftar dalam program konversi angkot 2:1. Bima Arya pada kesempatan tersebut mengatakan, sebelum melakukan kegiatan konversi dirinya berbincang dengan seorang sopir angkot trayek 07.

"Saya mendengar keluhan dari sopir angkot tantangan saat ini makin berat. Di satu sisi usia angkot semakin tua dan kondisinya semakin tidak fit dan di sisi lain, banyak moda transportasi baru seperti ojek daring, sehingga penghasilannya terus menurun," katanya.

Menurut Bima Arya, situasi seperti ini, tidak bisa dibiarkan begitu saja, tapi harus ada pola baru yang disepakati bersama untuk memberikan manfaat bagi semua. "Manfaat itu, pemasukan bagi sopir aman, penumpang nyaman, pemilik atau badan hukum juga diuntungkan, plus kemacetan bisa berkurang. Tujuannya untuk Pemerintah Kota Bogor adalah mengatasi kemacetan," katanya.

Kesepakatan yang disepakati oleh Dinas Perhubungan dengan sopir angkot adalah, reduksi konversi 2:1. Artinya, dua unit angkot tua dibesituakan dan diganti dengan satu unit angkot baru.

"Berdasarkan data di Dinas Perhubungan, ada 1.270 angkot di pusat Kota Bogor yang sudah berusia 20 tahun atau lebih," katanya.

Menurut Bima, selama beberapa bulan ke depan hingga akhir tahun, akan dilaksanakan reduksi konversi 2:1 secara bertahap sehingga angkot di pusat kota akan berkurang sampai 635 unit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement