Senin 02 Mar 2020 05:15 WIB

Hingga Februari, 165 Kasus DBD Terjadi di Jaksel

Jumlah kasus DBD di dua bulan pertama menurun dibanding tahun lalu.

Pasien DBD sedang dirawat.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Pasien DBD sedang dirawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan mencatat terjadi 165 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut sepanjang Januari hingga Februari 2020. Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Kota Jakarta Selatan, Helmy, Ahad (1/3), mengatakan kasus terbanyak ada di Februari, yakni 103 kasus.

"Bulan Januari dilaporkan ada 62 kasus, Februari yang tinggi, ada 103 kasus," kata Helmy.

Baca Juga

Menurut dia, peningkatan kasus ini terjadi seiring puncak musim hujan diDKI Jakarta termasuk Jakarta Selatan. Namun belum ada laporan warga meninggal karena penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Helmy mengatakan, pihaknya telah menyosialisasikan kepada masyarakat untuk

meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit musim hujan, yakni DBD. Antisipasi dilakukan dengan menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap wilayah dan mengoptimalkan tugas Juru pemantau jentik atau jumantik.

"Fasilitas kesehatan juga kita minta waspada bila ada masyarakat yang berobat dengan kondisi demam dan gejala lainnya. Perlu dicek kondisinya apakah itu DBD, jangan dianggap demam biasa," kata Helmy.

Apabila masyarakat yang datang memeriksakan diri memiliki riwayat pernah digigit nyamuk dan demam tinggi dalam kurun waktu tertentu disertai bintik-bintik merah di tubuhnya dianjurkan untuk melakukan cek darah untuk perawatan lebih lanjut. "Intinya jangan sampai lengah, penanganan lebih awal bisa mencegah korban meninggal dunia," katanya.

Helmy menambahkan, jumlah temuan kasus DBD awal 2020 ini jauh menurun bila dibandingkan kasus tahun 2019 dengan periode yang sama.

Pada Januari 2019 tercatat 329 kasus, sedangkan Februari ada 388 kasus DBD. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 2020.

"Tahun ini jumlahnya menurun dibanding 2019, ini perlu terus diawasi jangan sampai meningkat. Apalagi musim hujan masih berlangsung hingga Maret," kata Helmy.

Helmy mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan memastikan tidak ada genangan air hujan yang menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk. "Yang harus dilakukan, pertama, berperilaku hidup bersih dan sehat, jangan lupa istirahat yang cukup, biasakan olahraga, kalau misalnya ada gejala kurang sehat segera periksakan diri ke dokter, dan tentunya makan teratur," kata Helmy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement