REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Indonesia diimbau tidak boleh meremehkan penyebaran Virus Corona yang saat ini telah menjangkiti 80.130 orang dan menelan lebih dari 2.700 korban jiwa di berbagai negara. Pemerintah diminta belajar dari Pemerintah Cina yang awalnya menutup-nutupi keberadaan virus ini.
"Kita harus belajar dari Pemerintah Cina yang awalnya menutup-nutupi, sehingga tidak muncul kewaspadaan. Tahu-tahu (Virus Corona) sudah menyebar," kata anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, di sela-sela acara Sekolah Cinta Indonesia di Yogyakarta, Ahad (1/3).
Menurut anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, pemerintah harus melakukan komunikasi secara intensif dengan masyarakat terkait virus ini, salah satunya dengan melakukan penyuluhan masif supaya masyarakat bisa terhindar dari Virus Corona. "Supaya tidak ada yang tidak mendapatkan informasi mengenai virus ini," ujar Sukamta.
Ia menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi dan investasi, namun di sisi lain terkesan kurang peduli dengan kesehatan rakyat Indonesia. "Padahal nasib nyawa orang Indonesia adalah sesuatu yang tidak boleh diperjudikan," ujarnya.
Salah satu buktinya, walaupun pemerintah Indonesia dari awal menegaskan Indonesia sama sekali belum terpapar Virus Corona, pemerintah Arab Saudi justru memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang aksesnya ditutup untuk perjalanan umroh. Selain itu, beberapa negara tetangga seperti Australia dan Singapura, juga meragukan statemen pemerintah Indonesia.
"Sampai-sampai WHO (Badan Kesehatan Dunia-Red) sendiri meragukan. Jangan sampai nanti tiba-tiba WHO memutus keanggotaan Indonesia," kata politisi asal DIY itu.