Sabtu 29 Feb 2020 07:52 WIB

Kasus DBD di Sleman Masih Tinggi

Kecamatan Godean menempati ranking tiga untuk kasus DBD terbanyak di Kabupaten Sleman

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nidia Zuraya
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Sleman kembali lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Hal ini dilakukan demi menekan jumlah kasus penderita penyakit DBD.

Kali ini, PSN dilaksanakan di Dusun Beluran, Desa Sidomoyo, Kecamatan Godean. Dilakukan dengan menyusuri setiap pekarangan rumah warga Dusun Beluran yang memiliki potensi menjadi sarang jentik nyamuk.

Baca Juga

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Novita Krisnaeni mengatakan, total dilakukan penyisiran ke empat rukun tetangga.

"Dari hasil pemantauan hari ini, masih terdapat beberapa rumah yang ditemukan positif jentik nyamuk dengan angka bebas jentik sebesar 84,5 persen," kata Jumat (28/2).

Dengan adanya temuan itu, mereka akan terus melakukan pemantuan secara berkala. Menurut Novita, selain pemantauan, dilakukan langkah-langkah pengurangan potensi jentik nyamuk.

"Salah satunya menutup wadah penampungan air dan membersihkan sampah-sampah yang dapat digenangi air," ujar Novita.

Ia menambahkan, Kecamatan Godean menempati ranking tiga untuk kasus DBD terbanyak di Kabupaten Sleman. Bahkan, sudah puluhan kasus dilaporkan selama awal 2020 ini.

"Untuk Februari 2020 sudah ada 21 kasus DBD yang dilaporkan," kata Novita.

Novita mengingatkan, dalam menekan angka DBD itu Pemkab Sleman tidak bisa melakukan sendiri. Sebab, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk turut serta melakukan upaya-upaya pencegahan.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat mau peduli kebersihan rumah dan lingkungan masing-masing. Terlebih, saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan dan hampir setiap hari terjadi hujan di Kabupaten Sleman.

Camat Godean, Sarjono menambahkan, mereka terus membangun koordinasi dengan kepala-kepala desa yang ada untuk menekan angka DBD. Sedangkan, untuk Dusun Beluran sejauh ini sudah terdapat satu kasus DBD.

"Harapannya, tidak ada penularan," ujar Sarjono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement