REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis bencana banjir yang menerjang Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek), Selasa (25/2) kemarin mengakibatkan sedikitnya sembilan jiwa meninggal dunia. Selain itu, lebih dari 35 ribu orang terpaksa mengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo, mengungkap dari data yang dihimpun hingga Kamis (27/2) pukul 14.00 WIB, sembilan orang meninggal ini tersebar di berbagai wilayah.
"Rinciannya Kota Bekasi empat jiwa, Kota Tangerang Selatan dua orang, Jakarta Barat satu jiwa, Jakarta Timur satu, dan Jakarta Selatan satu," ujarnya saat mengisi pemaparan rapat akhir bulan kesiapsiagaan bencana tim penyahelix, di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Jumat (28/2) sore.
Tak hanya itu, dia mengungkap sebanyak 35.891 orang terpaksa mengungsi yang tersebar di 89 titik pengungsian.
Dia memperinci, 12 kelurahan di Jakarta Utara terdampak terjangan air bah dan membuat 2.188 orang mengungsi yang tersebar di 26 titik pengungsian.
Kemudian 24 kelurahan di Jakarta Selatan terdampak banjir dan 121 orang mengungsi. Tak hanya itu 16 kelurahan di Jakarta Pusat terdampak dan membuat 475 orang mengungsi.
"Wilayah yang paling terdampak adalah Jakarta Timur karena 39 kelurahan terdampak, 7.106 orang mengungsi, yang berada di 36 titik pengungsian," ujarnya.
Sementara itu, dia menambahkan sembilan kelurahan di Kota Tangerang juga terdampak dan 190 orang mengungsi yang tersebar di tiga titik pengungsian. Kemudian di Kota Bekasi ada 47 kelurahan terdampak dan 1.476 pengungsi yang ada di dua titik pengungsian.
Terakhir 32 desa/kelurahan di Kabupaten Bekasi terdampak dan 1.999 orang mengungsi yang tersebar di 11 titik pengungsian.
Hingga saat ini, dia mengakui kebutuhan mendesak pengungsian adalah paramedis, obat-obatan, makanan, minuman, terpal, selimut, hingga alat kebersihan. "Tetapi kebutuhan itu sudah dipenuhi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta," katanya.