REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bencana tanah longsor terjadi di Kampung Palasari, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (28/2). Satu orang warga dilaporkan hilang akibat kejadian itu.
Salah satu warga sekitar, Nur (47 tahun) mengatakan, peristiwa tanah longsor terjadi pada sekira pukul 06.00 WIB di Kampung Palasari, Desa Santanamekar. Namun, material longsoran mengalir melalui jalur sungai yang melintasi wilayah itu. Material kemudian menimpa jembatan yang menghubungkan antardesa.
Menurut dia, lokasi longsor berada sekira 1 kilometer dari jembatan. "Material itu jalan seperti banjir bandang, menimpa jembatan. Tadi di jembatan banyak anak sekolah yang lewat, saya suruh minggir semua," kata dia kepada Republika.co.id di lokasi kejadian, Jumat.
Ia menambahkan, dalam kejadian itu diduga kakaknya yang sedang memperbaiki jalur irigasi di sawah ketika kejadian, tertimbun material longsoran. Sampai saat ini, korban hilang atas nama Didi (60) belum ditemukan.
"Lagi tanda tanya, tidak tahu ke mana. Tapi saat kejadian lagi di lokasi," kata dia.
Material longsor yang menutup jembatan akses melintas warga itu juga menyebabkan sejumlah rumah warga di Kampung Palasari, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, dan Kampung Palasari, Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, terisolasi. Sebab, jembatan itu merupakan satu-satunya akses untuk warga.
Lokasi kejadian itu memang perbatasan antara Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu. Diperkirakan sekira 300 jiwa terisolasi.
"Lokasi yang terisolasi ada tiga RT, satu RT masuk Kecamatan Sukaratu dan dua masuk Kecamatan Cisayong. Jalan motor tidak bisa, hanya jalan kaki, itu pun bahaya," kata dia.
Sementara itu, Jejen (46) mengaku khawatir terjadi longsor susulan. Menurut dia, warga sekitar juga mulai hendak mengungsi. Apalagi, cuaca di wilayah itu selalu hujan deras dalam dua hari terakhir.
"Kalau hujan terus mau ngungsi. Paling ke rumah saudara di Cisayong. Kalau ada penampungan mah mending ke penangmungan," kata dia.