Jumat 28 Feb 2020 08:40 WIB

Virus Corona, Dua WNI Enggan Dievakuasi dari Jepang

Cegah virus corona, proses penyiapan di Pulau Sebaru sudah 85 persen.

WNI kru kapal World Dream berolah raga bersama petugas di geladak KRI dr Soeharso ketika menuju lokasi observasi COVID-19 Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Kamis (27/2/2020).
Foto: Antara/HO/Dispenal
WNI kru kapal World Dream berolah raga bersama petugas di geladak KRI dr Soeharso ketika menuju lokasi observasi COVID-19 Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Kamis (27/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua dari 78 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess enggan dievakuasi dan memilih untuk tetap tinggal di Jepang. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan, evakuasi yang dilakukan pemerintah RI tidak bersifat memaksa.

“Sekali lagi, evakuasi ini sifatnya sukarela,” kata Retno usai rakor bersama di Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Jakarta, Kamis (27/2).

Baca Juga

Retno mengatakan, dari 78 ABK tersebut, sebanyak sembilan di antaranya dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru atau Covid-19. Namun, satu orang dari Sembilan yang terinfeksi telah dinyatakan negatif setelah ditangani pemerintah Jepang. Dengan demikian, ada sekitar 70 WNI di kapal tersebut.

“Namun, dua lagi memilih tinggal (tidak mau dievakuasi), jadi nanti yang akan dievakuasi sebanyak 68 ABK,” kata Retno.

Pemerintah telah memutuskan jenis transportasi yang akan digunakan untuk mengevakuasi ABK WNI kapal Diamond Princess di Jepang. Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, mereka akan dipulangkan menggunakan pesawat.

“Tadi saya rapat juga di Kemenko PMK, sudah diputuskan untuk segera dijemput dengan pesawat, pakai wide body. Supaya bisa langsung terbang di mana nanti yang ditentukan,” ujar Terawan.

Nantinya, pesawat evakuasi itu akan diterbangkan langsung ke Indonesia tanpa transit. Saat ini, pemerintah masih menegosiasikan kembali jadwal penerbangan untuk evakuasi WNI dengan otoritas di Jepang.

Terawan memperkirakan, evakuasi baru bisa dilakukan dalam waktu dua hari ke depan. Namun, pemerintah masih menunggu keputusan dari Jepang terkait jadwal penerbangan. “Paling sehari dua hari ini kan, yang sana begitu slot (penerbangan) dibuka akan kita terbangkan,” kata dia.

Setibanya di Indonesia, WNI yang dievakuasi harus menjalani observasi dan karantina di Pulau Sebaru, di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Namun, menurut Terawan, pemerintah masih membahas kembali apakah observasi akan dilakukan di kapal atau di pulau.

photo
Anggota TNI membawa perlengkapan dan logistik di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

85 persen

KRI dr Soeharso yang mengevakuasi 188 WNI ABK di kapal World Dream diperkirakan tiba di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, pada Jumat (28/2) siang. Kapal TNI AL itu telah berangkat pada Rabu (26/2) siang dan bertemu dengan kapal World Dream di Teluk Durian, Provinsi Kepulauan Riau.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, seluruh WNI yang dibawa KRI dr Soeharso dinyatakan negatif Covid-19 melalui pemeriksaan standar WHO. “Ke-188 WNI tersebut akan menjalani observasi selama 14 hari dalam pengawasan Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, serta pihak Kementerian/Lembaga terkait,” kata Fadjroel.

Pemindahan 188 WNI ke KRI dr Soeharso di Perairan Selat Durian, Kepulauan Riau, berjalan lancar. Proses pemindahan dilakukan menggunakan transfer boat milik MV World Dream sebanyak dua kali perjalanan.

Mereka dipindahkan menuju KRI dr Soeharso dengan menggunakan transfer boat milik MV World Dream. Pemindahan 188 WNI yang terdiri atas 172 orang laki-laki dan 16 perempuan itu dilakukan sebanyak dua kali perjalanan.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengecek kesiapan petugas dan sarana yang akan digunakan untuk mengobservasi 188 WNI di Pulau Sebaru. Menurut Hadi, proses penyiapan sarana-prasarana sudah 85 persen, hanya beberapa instalasi penunjang yang belum lengkap terpasang.

“Tinggal kita seperti toilet portable kita harus lengkapi, sudah ada di pinggir pantai,” ujar Hadi saat meninjau Pulau Sebaru bersama Kapolri Jenderal Idham Azis, Kamis (27/2).

Di lokasi pengobservasian rencananya akan dipasang genset, alat penjernih air, perlengkapan oksigen, insinerator, dan perlengkapan penunjang lainnya. Semua alat itu sudah dibawa ke Pulau Sebaru, hanya perlu dilakukan instalasi.

Hadi menginstruksikan seluruh aparat yang ada di pulau tersebut untuk menuntaskan instalasi perlengkapan penunjang sebelum WNI tiba. “Para prajurit TNI Polri dan komponen masyarakat semua, sesuai dengan arahan saya, hari ini lembur, sehingga besok (WNI) datang sudah langsung bisa masuk,” ujar dia.

Hal lain yang disiapkan adalah akses transportasi untuk pulau yang terletak cukup jauh dari pusat kota Jakarta. Menurut Hadi, armada laut berupa kapal dan armada udara berupa helikopter harus disiagakan, terutama saat terjadi situasi darurat. n dessy suciati saputri/ronggo astungkoro, ed: mas alamil huda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement