Kamis 27 Feb 2020 19:26 WIB

Wali Kota Jambi Imbau CPNS tak Percaya Calo

Jangan percaya calo atau pejabat yang menjanjikan dapat meluluskan CPNS.

Suasana tes Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Suasana tes Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAMBI -- Wali Kota Jambi, Syarif Fasha menghimbau peserta tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Jambi untuk tidak mempercayai calo. “Kepada seluruh peserta yang melaksanakan tes dan yang akan melaksanakan tes SKD kami imbau untuk tidak percaya calo atau pejabat yang menjanjikan dapat meluluskan kalian, tidak ada yang bisa menjamin hal tersebut kecuali atas usaha kalian dan bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” terangnya di Jambi, Kamis (27/2).

Dia menjelaskan tes SKD tersebut dilaksanakan berbasis komputer. Nilai tes akan langsung keluar setelah peserta menyelesaikan soal tes. Sehingga peserta di harapkan untuk tidak mempercayai segala bentuk informasi hoaks yang dapat menjamin atau mengiming-imingi dapat meluluskan peserta tes.

Baca Juga

Pada hari ini tes SKD CPNS untuk Kota Jambi masih berlangsung di salah satu hotel. Ada sekitar 3.200 peserta yang melaksanakan tes pada hari ini, dari jumlah pendaftar sebanyak 6 ribu lebih peserta.

Syarif Fasha turut memberikan semangat bagi peserta yang tidak lulus seleksi. Karena pada tahun 2020 ini Pemerintah Kota Jambi akan membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Tahun ini kita akan buka rekrutmen PPPK, terkait kapan akan dilaksanakan belum dapat kita pastikan. Namun Insya Allah akan dilaksanakan tahun ini, satu bulan, atau tiga bulan lagi kita belum tahu,” jelas Syarif Fasha.

Selain itu, Fasha turut menerangkan kepada peserta tes SKD CPNS Kota Jambi terkait tidak seimbang-nya jumlah PNS yang pensiun dengan jumlah CPNS yang di rekrut. Saat ini sudah memasuki era revolusi industry 4,0.

Saat ini lima jenis pekerjaan dapat dikerjakan oleh satu orang. Sementara pada zaman dahulu satu pekerjaan harus di kerjakan oleh lima orang. Hal itulah salah satu yang mendasari tidak seimbang-nya jumlah pensiunan PNS dengan jumlah CPNS yang direkrut.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement