REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –-- Banjir yang merendam sejumlah desa di Kecamatan Sukra dan Patrol, Kabupaten Indramayu, mulai surut, Selasa (25/2) sore. Warga pun disibukkan dengan aktivitas bersih-bersih karena banjir meninggalkan lumpur dan sampah, Rabu (26/2).
Salah seorang warga Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Imam, menjelaskan, rumahnya sempat terendam banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter pada Senin (24/2).
Imam mengungkapkan, banjir masuk ke dalam rumahnya dengan cepat. Akibatnya, dia hanya sempat menyelamatkan barang elektronik saja. Sedangkan kasur, kursi dan berbagai perabot rumah tangga lainnya basah terendam air karena tak sempat diselamatkan.
‘’Barang-barang yang tidak sempat diselamatkan jadi rusak. Rumah juga kotor semua kena lumpur yang terbawa air banjir,’’ ujar Imam, Rabu (26/2).
Hal senada diungkapkan seorang warga Blok Sukawera, Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Sundarih. Dia mengatakan, banjir yang mulai surut pada Selasa (25/2) sore telah meninggalkan sampah dan lumpur yang mengotori rumahnya. "Bersih-bersih rumah sejak semalam baru selesai siang ini," keluh Sundarih.
Sementara itu, berdasarkan data yang masuk ke Pos Komando Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, di Kecamatan Sukra, banjir melanda Desa Bogor, dengan jumlah rumah yang terendam mencapai 616 rumah. Adapun ketinggian air mencapai 50 - 80 centimeter.
Sedangkan di Kecamatan Patrol, banjir merendam Desa Sukahaji sebanyak 380 rumah, Desa Bugel 608 rumah, dan Desa Limpas 171 rumah. Ketinggian air banjir yang terjadi di ketiga desa itu rata-rata di kisaran 30 - 50 centimeter.
Seperti diketahui, banjir mulai terjadi pada Senin (24/2). Bahkan, ketinggian genangan banjir yang semakin parah membuat petugas gabungan terpaksa mengevakuasi warga, terutama yang ada di Desa Bugel, Kecamatan Patrol.
Warga dievakuasi ke sejumlah tempat pengungsian, di antaranya balai desa dan lapangan futsal milik warga setempat. Proses evakuasi itu diutamakan bagi anak-anak, perempuan dan orag tua.
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, bersama Kapolres Indramayu, AKBP Suhermanto pun sempat mengunjungi para pengungsi, Selasa (25/2). Mereka pun berkeliling ke sejumlah desa yang terendam banjir.
Taufik mengakui, banjir yang melanda Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol memang biasa terjadi setiap tahun saat musim kemarau. Hal itu akibat kondisi Sungai Bugel yang mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung debit air yang tinggi.
‘’Masalah ini sudah kami sampaikan kepada BBWS Citarum yang memiliki kewenangan, bahkan langsung ke menteri PUPR agar segera diperbaiki,’’ kata Taufik.
Sementara itu, potensi cuaca ekstrim masih mengancam Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dalama beberapa hari kedepan. Warga pun diimbau untuk mewaspadai bencana yang mungkin terjadi akibat potensi tersebut.
Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, potensi cuaca ekstrem diprakirakan terjadi hingga 27 Februari 2020.
‘’Potensi cuaca ekstrim berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan kilat/petir,’’ ujar Faiz, Rabu (26/2).
Faiz menyebutkan, pada 25 – 27 Februari 2020, terdapat massa udara basah di lapisan rendah yang terkonsentrasi di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Wilayah itu memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang/kuat.