Selasa 25 Feb 2020 15:26 WIB

Ridwan Kamil Resmikan Jabarano Cafe di Australia

Kopi Jabarano sebagian besar merupakan jenis arabika namun dengan keunikan tersendiri

Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama Duta Anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, Cinta Laura saat Showcasing Jabarano Cafe di Melbourne, Senin (24/2). Foto: Rachmat Santosa Basarah/Republika
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama Duta Anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, Cinta Laura saat Showcasing Jabarano Cafe di Melbourne, Senin (24/2). Foto: Rachmat Santosa Basarah/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Jabarano Cafe di Australia, Senin (24/2) petang waktu setempat. Kafe ini terletak di 555 Flinders Lane, Kota Melbourne, negara bagian Victoria dan merupakan yang pertama menjual kopi Jabar.

Kopi Jabarano sebagian besar merupakan jenis arabika namun dengan keunikan tersendiri. Kopi arabika di Jabarano Cafe memiliki tingkat keasaman yang rendah dan agak manis sehingga dapat dinikmati banyak orang. Selain arabika, di Jabarano Cafe juga ada kopi-kopi spesial lainnya yang merupakan kelas premium.

Kang Emil bertekad terus mempromosikan kopi jabar di Negeri Kanguru. Setelah di Melbourne, Gubernur menargetkan tiga Jabarano Caffe lagi.

''Melbourne ini merupakan yang pertama, kemudian nanti di Sydney, Adelaide dan juga di Perth," kata dia, Selasa (25/2).

Tidak hanya di Australia, Kang Emil juga menargetkan ada Jabarano Cafe lain minimal di 20 kota besar dunia dan dari pengalamannya keliling dunia, belum ada kafe yang menjual kopi khas Indonesia.

''Jadi mendobrak kevakuman kafe itu dengan menghadirkan Jabarano ini,'' katanya.

Kang Emil percaya dengan kualitas tinggi dan kekayaan varian yang dimiliki, kopi Jabar dapat diterima dunia. "Ya jadi ada visi yang sederhana, kami ingin kopi jawa barat menjadi juara dalam pasar kopi dunia. Karena kita punya komoditas kopi yang sangat beragam,'' katanya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertekad memperbesar produksi kopi yang banyak bertebaran di kabupaten dan kota. "Jadi komoditasnya kita punya dan bagus, tinggal bagaimana produksi serta promosinya,'' kata Kang Emil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement