Senin 24 Feb 2020 20:38 WIB

Pemprov DKI Antisipasi Cegah RSCM Kebanjiran Lagi

RSCM kebanjiran akhir pekan lalu akibat hujan sejak Sabtu malam hingga Ahad pagi.

Wartawan mengambil gambar tenda darurat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Wartawan mengambil gambar tenda darurat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (23/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah melakukan upaya dalam mengantisipasi Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali tergenang banjir. Seperti diketahui, RSCM kebanjiran pada akhir pekan lalu akibat hujan sejak Sabtu (22/2) malam hingga Ahad (23/2) pagi.

"Untuk antisipasi, nanti kita lanjutkan pembersihan saluran di kawasan itu. Kemarin karena debit sungai Ciliwung cukup tinggi. Jadi kami siapkan pompa-pompa portabel di situ. Kami juga tetap berkoordinasi dengan RSCM, apa yang bisa dibantu untuk menjaga agar kondisi itu tidak terulang lagi," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf diJakarta, Senin (24/2).

Baca Juga

Untuk pompa portabel yang disediakan di RSCM, nantinya akan disediakan oleh Suku Dinas SDA Jakarta Pusat dengan jumlah dua hingga tiga unit. "Tergantung kebutuhannya. Untuk Satgas, nanti kami pakai Satgas Kecamatan Menteng dan Sudin Jakarta Pusat dan yang diturunkan juga melihat kondisi di lapangan. Jumlah Satgas di Kecamatan Menteng saat ini sekitar 100 orang," ucap Juaini.

Sebelumnya, Dinas SDA DKI Jakarta menyebut banjir di Ibu Kota pada akhir pekan lalu lambat surut lantaran gelombang pasang air laut. Sehingga, aliran air dari sungai ke laut terhambat.

"Jadi air sungainya, itu mau ke laut, terhambat oleh air pasang. Jadi enggak mengalir ke laut. Jadi karena sudah penuh airnya, limpas ke jalan-jalan," kata Juaini Yusuf saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (23/2).

Menurut Juaini, Jakarta selama ini harus menunggu laut dalam kondisi normal agar bisa membuang air ke laut. Hal itu mengingat permukaan wilayah Jakarta lebih rendah dari permukaan laut.

"Tapi kalau sudah surut air lautnya, saya buka tuh (pintu air) seluas-luasnya," ujarnya.

Selain itu, kata dia, faktor lain yang menyebabkan banjir Jakarta adalah curah hujan tinggi. Juaini mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan di sejumlah daerah mencapai 200 milimeter (mm) per detik.

"Kalau normalnya kan paling di bawah 100 mm. Ini sampai 200 mm lebih. Jadi memang sangat deras hujannya dari semalam," ujarnya.

Juaini membantah isu ditutupnya Pintu Air Sunter untuk mengamankan daerah elite di utara Jakarta dari banjir. Seperti diketahui, banjir pada akhir pekan lalu justru banyak terjadi di sejumlah wilayah Jakarta Pusat.

"Ya pintu airnya dibuka. Kalau tadi saya melihat ke lokasi ya, memang di beberapa tempat kali yang melewati Kelapa Gading meluap semua sampai rata dengan jalan," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement