Senin 24 Feb 2020 10:43 WIB

BPBD DKI Klaim Genangan Surut Lebih Cepat

Berdasarkan data BPBD DKI, saat ini, genangan air tersisa 1,28 persen.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Seorang bocah bermain air banjir yang merendam Jalan Anyer di Menteng, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Foto: ANTARA FOTO
Seorang bocah bermain air banjir yang merendam Jalan Anyer di Menteng, Jakarta, Minggu (23/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan masih mengguyur sejumlah wilayah di Jakarta pada Senin (24/2) pagi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta namun mengklaim sebagian besar wilayah yang terdampak banjir dan genangan pada akhir pekan lalu dipastikan lebih cepat surut kali ini.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Subejo mengungkapkan berdasarkan data dari BPBD Provinsi DKI Jakarta, saat ini, genangan tersisa tinggal 1,28 persen. Angka ini menurun dari kondisi puncak kemarin sebesar 4,6 persen, dari seluruh RW di DKI Jakarta.

Baca Juga

Hingga pukul 07.00 WIB, ruas jalan yang masih tersisa genangan hanya di wilayah Jakarta Utara. Di antaranya, papar dia, yaitu Jalan Raya Cilincing (Babek TNI) dengan ketinggian 30-40 cm sehingga sepeda motor belum dapat melintas dan Jalan Boulevard Barat dengan ketinggian 10 cm namun telah dapat dilintasi kendaraan.

Untuk wilayah Jakarta Pusat, Underpass Kemayoran dipastikan telah surut. Namun, underpass belum dapat dilintasi kendaraan.

"Sementara itu, untuk wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat dipastikan keseluruhan ruas jalan telah surut dan dapat kembali dilalui kendaraan," ungkap Subejo, Senin (24/2).

Ia juga menyampaikan, sejumlah wilayah permukiman masih terdampak genangan. Total RW yang masih terdampak sebanyak 35 RW, dengan rincian Jakarta Utara (26 RW) dan Jakarta Timur (9 RW).

“Ketinggian air sekitar 10–30 cm hingga 70–100 cm," ujarnya.

Untuk penyebabnya, sambung dia, di wilayah Jakarta Utara karena curah hujan yang tinggi. Sedangkan, di wilayah Jakarta Timur tidak hanya karena curah hujan tinggi, tetapi juga karena luapan Kali Ciliwung, Kali Sunter, dan Kali Mati. Meski genangan di sebagian besar wilayah permukiman telah surut, namun masih ada warga yang memilih mengungsi.

Hal ini lantaran menunggu proses pembersihan di rumah mereka selesai dilakukan. "Hingga kini, warga yang masih mengungsi sebanyak 682 KK dan 2.393 jiwa," ungkapnya.

Untuk lokasi pengungsian, di Jakarta Pusat masih tersedia 1 lokasi pengungsian, Jakarta Utara masih tersedia 20 lokasi pengungsian, Jakarta Barat masih tersedia 1 lokasi pengungsian, dan Jakarta Timur masih tersedia 3 lokasi pengungsian. Sedangkan, di Jakarta Selatan, sudah tidak ada warga yang mengungsi.

Pemprov DKI Jakarta mengerahkan tim gabungan dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, BPBD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) Provinsi DKI Jakarta hingga PPSU Kelurahan untuk menangani banjir dan genangan.

Disgulkarmat Provinsi DKI Jakarta telah mengevakuasi warga yang terdampak banjir dan genangan ke lokasi pengungsian. Sedangkan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta telah mendistribusikan bantuan kepada warga yang mengungsi berupa air mineral, beras, mieinstan, makanan siap saji, matras, selimut, popok, hingga daster.

Antisipasi genangan dan banjir juga terus dilakukan melalui Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta. Berbagai hal yang dilakukan, yaitu memonitor dan membersihkan tali-tali air, menguras saluran air, mengecek fungsi pompa, hingga membuat sumur resapan (drainase vertikal) di sejumlah titik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement