Ahad 23 Feb 2020 22:15 WIB

Pakar: Perhatikan Risiko Bencana Saat Kegiatan Alam Bebas

Pakar bencana ingatkan agar panitia perhatikan risiko bencana saat kegiatan di alam.

Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020).  Pakar bencana ingatkan agar panitia perhatikan risiko bencana saat kegiatan di luar ruang, alam bebas.
Foto: Antara
Petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor, Pandowoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020). Pakar bencana ingatkan agar panitia perhatikan risiko bencana saat kegiatan di luar ruang, alam bebas.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Indra Permanajati mengingatkan agar kegiatan di alam bebas harus memerhatikan risiko bencana. Hal itu penting untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

"Panitia atau pengelola kegiatan luar ruang perlu memerhatikan risiko bencana yang bisa terjadi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad

Baca Juga

Indra menyebutkan bahwa sebelum melakukan kegiatan di alam, persiapan yang matang sangat diperlukan. Persiapan harus mencakup berbagai peralatan yang nantinya bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat.

"Tetapi, yang paling penting adalah sudah memprediksi dari awal mengenai lokasi kegiatan, kemungkinan buruk yang bisa terjadi, baik itu bencana alam atau karena faktor manusia, dan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk tersebut," kata Koordinator Bencana Geologi Pusat Mitigasi Universitas Jenderal Soedirman ini.

Selain itu, menurut Indra, yang paling penting adalah panitia atau pengelola kegiatan perlu mengukur kemampuan peserta baik dari sisi kesehatan ataupun keterampilan di lapangan. Ia pun mengajak masyarakat mengambil pelajaran dari insiden fatal yang melibatkan pelajar SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta.

"Terkait dengan kegiatan luar ruang, maka kecelakaan yang terjadi pada siswa SMPN 1 Turi di Sleman saat melakukan kegiatan susur sungai perlu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua agar pada masa yang akan datang lebih memperhatikan risiko bencana," kata anggota Ikatan Ahli Bencana Indonesia itu.

Indra juga mengingatkan perlunya koordinasi dengan BPBD setempat sebelum melakukan kegiatan luar ruang.

"Saran kami setiap kegiatan yang terkait dengan kondisi luar ruangan harus berkoordinasi dengan BPBD setempat, karena instansi ini yang paling memahami kondisi alam di sekitarnya baik itu potensi bencana, kemungkinan bencana dan faktor-faktor lain yang membahayakan yang mungkin tidak diketahui," katanya.

Sebanyak 10 siswa SMPN 1 Turi dilaporkan meninggal hanyut di Sungai Sempor, Turi, Sleman, Jawa Tengah. Satu tersangka, yakni guru olahraga, ditetapkan dalam insiden tersebut. Tersangka tersebut sejak Sabtu (22/2) sudah dalam tahanan di Polres Sleman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement