Ahad 23 Feb 2020 21:59 WIB

UBSI Ajak Kaum Milenial Mampu Deteksi Hoaks

Pencegahan dampak negatif penggunaan media sosial harus dimulai dari diri sendiri.

Nara sumber seminar BSI Digination berfoto bersama dengan MC, moderator dan kepala UBSI Kampus  Ciledug.
Foto: Dok UBSI
Nara sumber seminar BSI Digination berfoto bersama dengan MC, moderator dan kepala UBSI Kampus Ciledug.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Ciledug mengajak generasi milenial untuk dapat mendeteksi berita hoaks dari media sosial. Untuk itu, UBSI Kampus Ciledug menggelar Seminar Nasional BSI Digination  yang mengusung  tema ‘Era Digital: Tantangan dan Peluang Generasi Milenial’.

Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Kyriad Metro, Cipulir, Kamis (13/02) lalu. Peserta yang hadir mencapai  170 orang. Mereka terdiri dari siswa, guru, dan  masyarakat umum Ciledug. Seminar itu  diisi oleh dua nara sumber,  yakni Achmad Baroqah Pohan (Head of Marketing Communication BSI Group) dan Kurniawan Santoso (CEO & Founder Job2Go).

Pada pemaparannya Achmad Baroqah Pohan  mengungkapkan tantangan dan peluang yang dapat dihadapi oleh generasi milenial saat ini. Selain itu,  ia juga memaparkan tentang pentingnya mendeteksi berita hoaks  atau informasi palsu yang tersebar melalui mesia sosial atau melalui internet.

“Generasi milenial saat ini sangat mudah terpengaruh dengan adanya informasi yang judul maupun isinya berupa provokasi.  Jadi penting untuk memastikan informasi atau berita tersebut benar atau hanya karangan orang tak bertanggung jawab,” kata Achmad melalui rilis yang diterima Republika.co.id.

Adapun tips yang diberikan oleh Achmad untuk mendeteksi informasi atau berita hokas antara lain, cek alamat situs atau url yang menginformasikan berita atau informasi tersebut, cek siapa penulis atau nara sumbernya, cek gaya penulisannya, cek kontak situsnya, cek media lain, dan bisa menggunakan aplikasi fact-checking.

“Ketika kita sudah bisa mendeteksi informasi atau berita yang kita terima bukanlah berita atau informasi hoaks, kita sudah membantu mencegah efek negatif dari penyebaran hoaks via media sosial” tambah Achmad.

Selaras dengan yang disampaikan Achmad, Kurniawan Santoso juga berpendapat bahwa pencegahan dampak negatif penggunaan media sosial harus dimulai dari diri sendiri.

Pada kesempatan tersebut, Kurniawan juga menjelaskan mengenai startup yang dirintisnya yakni Job2Go, di mana ia menjelaskan bahwa Job2Go merupakan startup human resource.

“Job2Go dirintis untuk membantu mengkoneksikan lulusan SMA, perguruan tinggi atau para pencari kerja  dengan industri dan perusahaan dengan lebih efektif. Dan dengan aplikasi Job2Go para pencari kerja dapat dengan mudah menemukan pekerjaan idealnya melalui aplikasi ini secara detil dan mudah,” jelas Kurniawan.

Lelaki yang pernah bekerja di Google dan Facebook ini pun mengungkapkan rasa senangnya dapat berbagi pengetahuan serta pengalamannya selama ia merintis startup-nya.

“Saya senang bisa diberi kesempatan berbagi pengalaman dan saling bertukar pengetahuan serta informasi dengan para peserta yang rata-rata usianya adalah usia milenial di daerah Ciledug ini,” uangkapnya.

Sementara itu, Riswandi Ishak selaku Kepala Kampus UBSI Kampus Ciledug mengungkapkan, acara ini diselenggarakan guna menyambut Dies Natalis UBSI yang ke-32 tahun yang akan jatuh di bulan Maret 2020.

“Acara ini merupakan salah satu rangkaian menyambut Dies Natalis UBSI yang ke-32 tahun. Juga,  sebagai media memperkenalkan fakultas-fakultas yang ada di UBSI yakni Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Komunikasi dan Bahasa (FKB),” papar Riswandi.

Riswandi menambahkan, acara seminar ini dimeriahkan oleh penmpilan band akustik yang seluruh personilnya adalah mahasiswa UBSI Kampus Ciledug.

“Alhamdulillah acara berjalan lancar, dan semoga apa yang disampaikan oleh para nara sumber pada kegiatan ini dapat diimplementasikan oleh para peserta yang hadir,” tutup Riswandi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement