Jumat 21 Feb 2020 16:30 WIB

ACT Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana di Gunungkidul

Humanity Day kali ini dikemas menarik dan ringan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
  Pelatihan mitigasi bencana yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di SDIT, TK dan KB Bina Insani di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Jumat (21/2).
Foto: Dokumen.
Pelatihan mitigasi bencana yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di SDIT, TK dan KB Bina Insani di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Jumat (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Maraknya bencana banjir dan tanah longsor yang sering melanda Indonesia mengharuskan masyarakat selalu waspada. Salah satu poin pentingnya agar masyarakat tanggap bencana tidak lain lewat sosialisasi dan pelatihan.

Hal ini disadari pula Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY. Bersama Sindu Kusuma Edupark (SKE), mereka menggelar pelatihan mitigasi bencana di SDIT, TK, dan KB Bina Insani di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Bertajuk Humanity Day, siswa-siswa SD, TK, dan KB dilatih memahami bahaya bencana gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Sekaligus, keterampilan membuat kerajinan-kerajinan origami.

Salah seorang instruktur dari ACT, Kharis Pradana mengatakan, walaupun masih usia dini, siswa perlu dikenalkan jenis-jenis bencana alam di Indonesia. Tujuannya, agar siswa-siswa secara perlahan dapat mengerti potensi bencana.

"Khususnya, bencana-bencana di Yogyakarta dan tips-tips aman yang bisa dilakukan saat terjadi bencana," kata Kharis, Jumat (21/2).

Walau mengusung tema kebencanaan, Humanity Day kali ini dikemas menarik dan ringan. Sehingga, anak-anak turut merasa senang ketika diajak melaksanakan simulasi penyelamatan diri ketika bencana seperti gempa bumi terjadi.

Kepala SDIT Bina Insani, Sri Yatun, mengapresiasi atas pelaksanaan simulasi dan mengaku bersyukur dapat dilaksanakan di sana. Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif untuk anak-anak.

"Mereka bisa lebih mengeksplorasi tentang kebencanaan dan bisa meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama," ujar Sri.

Tim ACT dan SKE turut memberikan santunan kepada enam guru honorer. Melalui program bernama Sahabat Guru Indonesia, masing-masing guru yang selama ini rata-rata mendapat Rp 200 ribu per bulan mendapat bantuan Rp 500 ribu.

Selain santunan kepada guru honorer, SKE menyumbangkan mainan edukasi untuk anak-anak. Bimo, mewakili Tim SKE berharap, melalui bantuan Sahabat Guru Indonesia kegiatan belajar dan mengajar dapat lebih baik.

"Kesejahteraan guru-guru honorer menjadi lebih baik dan semoga bisa terangkat harkat dan derajatnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement