Jumat 21 Feb 2020 01:40 WIB

Soal Turis China dan Corona, Luhut: Cuma Dua Juta Kok Ribut

Wabah corona diakui Luhut berdampak pada penurunan penerimaan devisa negara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan keributan masyarakat soal turis China dan wabah virus corona. Menurutnya, jumlah turis China ke Indonesia hanya dua juta orang, jauh berbeda dibandingkan dengan negara lain yang didatangi mereka seperti Singapura.

"Memang ada penurunan devisa karena turis yang dua juta orang dari China sekarang menurun. Tapi perlu diketahui turis China ke dunia itu 173 juta orang. Turis China ke Singapura enam juta orang, ke Indonesia itu dua juta saja sudah ribut," katanya di Jakarta, Kamis (20/2).

Baca Juga

Luhut menuturkan, datangnya turis asal China sejatinya memberikan kontribusi positif terutama di bidang investasi, perdagangan hingga terbukaya lapangan pekerjaan. Kondisi itu, lanjut dia, juga terjadi di negara lain yang didatangi turis China karena negeri Tirai Bambu itu punya pengaruh hingga 18 persen terhadap ekonomi dunia.

Selain dampaknya terhadap sektor pariwisata, dampak virus corona di China juga menyebabkan turunnya devisa ekspor komoditas Indonesia ke negeri China. Hal itu dikarenakan banyaknya fasilitas produksi di China yang berhenti beroperasi karena merebaknya virus corona.

Penurunan devisa ekspor bahan makanan atau ritel juga akan berkurang dengan mewabahnya virus tersebut karena penurunan konsumsi di China.

"Mungkin dalam dua bulan ke depan kalau kita tidak hati-hati menata itu, akan bisa berpengaruh ke ekonomi dalam negeri kita. Jadi dunia itu ekonominya terintegrasi. Tidak ada satu mengklaim tidak butuh. Semua saling memerlukan. China memerlukan dari kita, kita perlu dari dia. China perlu Amerika, Amerika juga memerlukan kita. Itu namanya hidup di dunia saat ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement