REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang perlengkapan medis di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, menyebutkan peminat masker N95 semakin berkurang. Hal ini karena terimbas harga pasaran makser N95 yang relatif mahal.
"Kalau dua pekan lalu iya, masih banyak yang borong buat dikirim ke China, tapi sekarang peminatnya berkurang," kata salah satu pedagang masker, Muhammad Ichsan, di Jakarta, Kamis (20/2).
Biasanya Ichsan mampu menjual hingga puluhan boks per hari, namun sejak penerbangan ke China ditutup oleh pemerintah, peminat masker sepi. Selain itu, situasi Indonesia yang dianggap masih aman dari ancaman virus Corona juga mempengaruhi minat konsumen terhadap masker N95.
Dikatakan Ichsan harga N95 yang dijual di pasar Pramuka saat ini berada pada kisaran Rp1,5 hingga Rp1,7 juta per boks isi 20 buah. Harga itu melonjak dari harga normal sekitar Rp200 ribu per boks.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan mengatakan tingginya harga masker N95 dipengaruhi oleh permintaan pasar yang sempat tinggi usai merebaknya wabah Corona di China.
"Karena itu masuk dalam hukum ekonomi, di mana ada permintaan tinggi, maka akan ada kenaikan harga dan kekurangan stok," katanya.
Indra mengatakan selama harga pasaran masker N95 masih mahal, masyarakat diimbau untuk tidak bergantung hanya pada masker. "Justru yang terpenting sekarang menjaga pola hidup bersih dan sehat," katanya.