Rabu 19 Feb 2020 21:38 WIB

Megawati Jengkel Politisi Paksa Anak Terjun ke Politik

Megawati khawatir PDIP akan jadi kumpulan keluarga

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan pada acara penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan pada acara penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gusar dengan adanya orang tua yang memaksakan anak untuk terjun ke politik. Hal itu dia ungkapkan saat memberi sambutan kepada calon kepala daerah PDIP yang akan bersaing di Pilkada serentak 2020 nanti.

"Jengkel lho saya. Lha iya lho, ngapain sih kayak enggak ada orang? Kader itu ya anak kalian juga lho, gimana yo," kata Megawati Soekarnoputri di DPP PDIP Jakarta, Rabu (19/2).

Dia mengatakan jika terus seperti itu maka PDIP akan menjadi layaknya kumpulan keluarga. Menurutnya, partai nantinya akan berisi anak, istri atau bahkan keponakan politisi tertentu. Ia mengatakan PDIP memiliki banyak kader yang dapat dijagokan untuk mengisi posisi tertentu.

"Gimana sih, padahal kader-kader itu anak-anak kalian yang harusnya kalian lihat. Eh kamu bener bener lho ya kerja, nanti kamu saya jadikan sekretaris kek apa kek. Kan begitu. Sehingga partainya yang berkembang jangan menjadi kelompok-kelompok keluarga, aduh mabok aku," kata Mega lagi.

Disaat yang bersamaan, dia membantah telah melakukan hal serupa terhadap kedua anaknya Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Dia mengaku telah memerintahkan kedua anaknya itu untuk menjadi sosok yang mereka inginkan.

"Ada orang yang ngomong Mbak Puan jadi ketua DPR itu saya yang angkat angkat, mana mungkin, memang suaranya gede. Enggak ada yang bisa nahan. Mabok saya dengarnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement