Rabu 19 Feb 2020 06:19 WIB

Pemilihan Wagub DKI dengan Voting Tertutup

Seluruh fraksi bisa tanya jawab dengan dua cawagub dalam rapat paripurna hari ini.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2019-2024 mengucap sumpah jabatan saat pelantikan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2019-2024 mengucap sumpah jabatan saat pelantikan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyepakati pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta sisa periode 2017-2022 dilakukan melalui mekanisme voting tertutup. Wakil Ketua Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, tata tertib (tatib) dan mekanisme pemilihan wagub DKI Jakarta akan disahkan dalam sidang paripurna pada Rabu (19/2) ini.

"Insya Allah, kita akan menggelar rapat paripurna Rabu, 19 Februari 2020, pukul 13.00 WIB," kata Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/2).

Keputusan ini dibahas dalam rapimgab yang membahas hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI terhadap Rancangan Peraturan Tatib DPRD dan mekanisme pemilihan Wakil Gubernur. Taufik menjelaskan, keputusan pimpinan DPRD yang diambil pada Selasa mengacu pada hasil pansus DPRD periode sebelumnya yang menyepakati pemilihan dilakukan dengan voting tertutup.

"Untuk uji kelayakan terhadap calon wagub dilaksanakan melalui mekanisme dialog atau tanya jawab di forum paripurna yang dilaksanakan secara terbuka," ujar dia.

Ia menambahkan, untuk seluruh tahapan pemilihan wagub DKI Jakarta, akan dilakukan oleh pantia pemilihan (panlih) yang segera dibentuk dalam waktu dekat ini. "Kami akan memastikan DPRD bekerja cepat sesuai dengan aturan dan prosedur," kata dia menambahkan.

Terkait dengan usul adanya uji kelayakan bakal cawagub, Taufik mengatakan uji kelayakan bentuknya adalah dialog. Nanti akan ada tanya jawab kepada cawagub dalam sidang paripurna.

"Kan lebih terbuka daripada dengan sekelompok orang. Jadi, itu nanti dalam paripurna sebelum pemilihan, nanti yang ngatur panitia pemilihan (panlih)," kata Taufik.

Terkait dengan komposisi panlih, Taufik menyebut, panlih akan terdiri atas perwakilan masing-masing Fraksi di mana Pimpinan DPRD akan bersurat ke fraksi-fraksi untuk mengutus satu orang menjadi anggota. "Anggotanya sembilan, per fraksi satu orang," ujar dia.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, sidang paripurna akan disepakati pembentukan panlih, yang terdiri atas masing-masing fraksi. Kemudian, pemilihan akan dilakukan secara voting, one man one vote. Namun, diakui dia, sidang paripurna memang disepakati tertutup. "Iya, tertutup," kata Prasetio.

Walaupun tertutup, Prasetio berharap Wakil Gubernur DKI Jakarta yang terpilih adalah yang terbaik untuk warga Jakarta. Terkait uji kelayakan dua calon wakil gubernur (cawagub) yang ada, dari Gerindra Ahmad Riza Patria dan dari PKS Nurmansjah Lubis, Prasetio mengatakan, sudah disepakati akan ada bentuknya tanya-jawab. Tujuannya, dia menambahkan, biar adil dan semua fraksi bisa bertanya.

Di tengah kontestasi, dua cawagub dari Gerindra dan PKS meraih dukungan dari fraksi-fraksi di DPRD. Fraksi Partai Golkar ternyata sudah mulai mengindikasikan mendukung cawagub dari Gerindra, Ahmad Riza Patria.

Ketua Fraksi Golkar Basri Baco mengatakan, fraksinya sudah memutuskan dukungan cawagub ke Ahmad Riza Patria. "Golkar sudah putuskan mendukung Ahmad Riza Patria,” ujar Basri Baco.

Menurut dia, keputusan untuk mendukung Riza Patria, panggilan akrabnya, merupakan hasil diskusi antara DPD Golkar DKI Jakarta dan DPP Golkar. “Sesuai perintah pimpinan partai saja,” ujar dia.

Ahmad Riza Patria mengaku, dia tidak berambisi dalam mengemban jabatan, termasuk untuk menjadi orang nomor dua di Ibu Kota itu. Akan tetapi, kata Riza, ia tidak bisa menolak ketika partai Gerindra memintanya menjadi cawagub.

"Saya tidak ada ambisi ke wagub. Karena, kami menjaga komitmen pak Prabowo untuk menyerahkan kursi wagub ke PKS. Namun, wagub sebelumnya dari Gerindra, Bang Sandi. Lalu, ada surat dari PKS agar cawagub bisa segera diusulkan kembali satu dari PKS dan non-PKS. Lalu, dari Gerindra dimunculkan empat nama, salah satunya saya. Saya tidak bisa nolak. Itu salah satu kelemahan saya," kata Riza.

Sementara itu, cawagub dari PKS Nurmansjah Lubis makin gencar memperkenalkan dirinya demi kursi cawagub DKI. Nurmansjah pun punya visi yang diperkenalkan ke publik Ibu Kota. Salah satunya, saat ia menyampaikan visinya yang dinamakan Panca Upaya Utama dalam penutupan Kemah Bakti Nusantara PKS 2020.

Nurmansjah atau yang akrab disapa Bang Ancah ini mengaku bersyukur mendapat amanat dari PKS untuk maju sebagai cawagub. Kini, dia mengaku harus berusaha kuat menyosialisasikan diri agar bisa menjadi pendamping Gubernur Anies Baswedan memimpin Ibu Kota.

"Kita dituntut bersama-sama bangun Jakarta dengan berbagai elemen masyarakat. Tanpa melihat ras, suku, agama, dengan keberagaman dan aneka varian kelompok di Jakarta," kata Ancah.

Ancah tak menampik memimpin DKI merupakan tanggung jawab besar. Sebab, banyak persoalan menanti, mulai dari macet, banjir, hingga sampah. "Mudah-mudahan hal tersebut dapat diatasi dengan Panca Upaya Utama, insya Allah," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan tidak ada visi dan misi cawagub, yang ada visi-misi gubernur. Karena itu, kedua cawagub, baik Ahmad Riza Patria maupun Nurmansjah Lubis, harus mengikuti visi-misi Gubernur DKI Jakarta.

"Cawagub harus ikuti visi-misi yang ada di 2017-2022. Jadi, harus ikuti pada semua janji kampanye kita," kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement