Selasa 18 Feb 2020 14:54 WIB

Emil: Operasi Pasar Bawang Putih Bisa Turunkan Harga

Seluruh pasar di Jabar akan dipasok bawang putih melalui operasi pasar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pemprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, Selasa (18/2).  Operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, langsung dipantau oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Bahkan, pria yang akrab disapa Emil tersebut, sempat ikut melayani pembeli.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Pemprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, Selasa (18/2). Operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, langsung dipantau oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Bahkan, pria yang akrab disapa Emil tersebut, sempat ikut melayani pembeli.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar kembali menggelar operasi pasar bawang putih. Setelah di Pasar Kosambi, kali ini Pemprov Jabar melalu Dinas Perindutrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, Selasa (18/2).

Operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, langsung dipantau oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Bahkan, pria yang akrab disapa Emil tersebut, sempat ikut melayani pembeli. Ia, duduk mencatat nomor antrian. Kemudian, memberikan plastik yang berisi bawang putih yang sudah ditimbang ke pembeli. 

ri

photo
Pemprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, Selasa (18/2). Operasi pasar bawang putih di Pasar Astana Anyar, langsung dipantau oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Bahkan, pria yang akrab disapa Emil tersebut, sempat ikut melayani pembeli.

Saat ada masyarakat yang membeli dalam jumlah banyak, Emil sendiri yang memberikan karung berisi bawang tersebut pada pembelinya. Usai, melayani pembeli di operasi pasar bawang putih, Emil sempat blusukan ke dalam pasar untuk memantau harga dan berdialog dengan pedagang. Di antaranya, pedagang ayam, pedagang sembako dan pedagang sayur.

"Kami sangat peduli terhadap stabilitas harga sembako. Oleh karena itu, laporan dari emak-emak, ibu-ibu rumah tangga yang melaporkan di pasar banyak kenaikan, ya, salah satu yang paling mencuat adalah kenaikan bawang putih," ujar Emil kepada wartawan.

Menurut Emil, kenaikan harga bawang putih ini, hampir naik dua kali lipat. Bahkan, per kg harganya mendekati Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu. "Oleh karena itu, kami dengan sigap segera melakukan operasi pasar untuk mengirim bawang putih dengan harga Rp 28 ribu per kilo, ke pasar di seluruh Jabar," katanya.

Menurut Emil, Pasar Astanaanyar ini, merupakan satu dari sekian pasar di Bandung mewakili yang lain. Karena kebutuhan bawang putih di Jabar mayoritas berasal dari impor, pihaknya berupaya agar pemenuhan ke depan bisa datang juga dari pasokan lokal sepanjang harganya terjaga dan terjangkau oleh masyarakat

"Alhamdulillah respons dari masyarakat baik, mudah-mudahan dengan begini bisa menurunkan harga sehingga stabilitas sembako di Jabar terkendali seperti yang kita lakukan di cabe," katanya.

Emil mengatakan, akan memantau terus, apalagi isu Covid 19 atau corona ini sudah dihitung akan memengaruhi impor barang pertanian produk-produk dari China. Termasuk, bawang putih yang diimpor sejak lama. "Mudah-mudahan kita doakan tidak ada masalah lagi sehingga ekonomi di Jabar bisa berjalan lancar," katanya.

Operasi pasar dengan volume 8 ton bawang putih ini, kata dia, menunjukan ketersediaan komoditas ini berlimpah. Emil pun, meminta ibu-ibu rumah tangga dan para pedagang tidak mengkhawatirkan lagi isu kenaikan bawang putih.

“Belanjalah bawang putih di operasi pasarnya Bulog dan Satgas Pangan Jabar untuk memastikan harga pangan terjangkau di angka 28 ribu per kilo,” katanya.

Terkait dugaan penimbunan komoditas atau adanya kartel, Emil menilai, rumor seperti itu lazim terjadi di tengah kenaikan harga sembako. Namun, pihaknya lebih fokus pada pengendalian harga agar terjangkau masyarakat. 

“Fokus di kita pastikan harga di dapur buat ibu-ibu itu yang terjangkau. Jadi tugas di daerah tidak bisa terlalu jauh, kita hanya fokus kenaikan, kalau tidak (dikendalikan) inflasi naik, kalau naik berpengaruh ke daya beli,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement