Selasa 18 Feb 2020 06:19 WIB

Anies Jamin MRT Fase 2A Dibangun Terintegrasi

Nama Stasiun Sarinah diganti menjadi Stasiun Thamrin.

Rep: Amri Amrullah/Rahayu Subekti/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan disela-sela penandatanganan kerja sama (MOU) proyek pembangunan MRT fase 2A dan lingkup kerja CP201 di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (17/2/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan disela-sela penandatanganan kerja sama (MOU) proyek pembangunan MRT fase 2A dan lingkup kerja CP201 di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (17/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan penandatanganan paket kontrak kerja dengan Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV) terkait Design and Build Underground Section MRT Jakarta Project Phase 2-Contract Package 201 (CP 201), Senin (17/2).

Paket pekerjaan CP 201 ini merupakan kelanjutan pembangunan Fase Utara Selatan MRT Jakarta, yang akan dibuat terowongan dan stasiun sepanjang 2,8 kilometer untuk menghubungkan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Stasiun Harmoni.

"Jalur MRT fase 2A panjangnya 5,8 km, dikerjakan selama 58 bulan. Yang dikerjakan di fase ini 2,8 km. Insya Allah, nanti tuntas pada akhir 2024," kata Anies dalam acara jumpa pers di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin.

Anies memaparkan, capaian ini berkat kerja keras semua bagian, mulai dari membangun transportasi massal umum di Jakarta yang terintegrasi. Ia berharap pembangunan ini berjalan sesuai jadwal, jangan kompromi pada kualitas. dan on budget.

Ia juga berharap rekayasa lalu lintas, implikasi selama proyek bisa dikendalikan sebaik mungkin. "Sehingga, diharapkan masyarakat bisa berkegiatan seperti biasanya dan merasakan dampak yang minim dari proses pembangunan," ujar dia.

Anies mengatakan, pembangunan semua stasiun MRT fase 2 dirancang untuk terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum di Jakarta. Integrasi MRT itu, mulai dari bus rapid transit (BRT) atau Transjakarta, hingga kereta ringan lintas rel terpadu (LRT).

"Jadi, fase 2 ini semua stasiun didesain untuk bisa terintegrasi dengan moda transportasi umum lain. Ini akan dilakukan untuk seluruh pembangunan transportasi umum, MRT, maupun BRT, ataupun LRT sebagai satu kesatuan," kata Anies.

Menurut Anies, sudah cukup bagi Jakarta untuk pembangunan transportasi yang tidak saling terintegrasi dengan moda lainnya. Contohnya, kata dia, pembangunan jalur Transjakarta koridor 13 yang tak terintegrasi dengan jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI.

Padahal, kedua moda tersebut seharusnya bisa saling terintegrasi mengingat keduanya merupakan proyek milik Pemprov DKI Jakarta. "Dengan begitu, kita nanti tidak menemukan ada lagi masalah, seperti koridor 13 Transjakarta dengan Stasiun MRT ASEAN (yang tidak terintegrasi)," ujar Anies menambahkan.

Pembangunan MRT fase 2A ini dimulai dari stasiun eksisting Bundaran HI menuju ke Stasiun Kota. MRT fase 2A ini mengambil jalur sepanjang total 6 kilometer, terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, dan Stasiun Kota.

Direktur Utama MRT William P Sabandar mengatakan, pada fitur kontrak pekerjaan MRT Jakarta fase 2A, terdapat 3 paket kontrak sipil yang akan dilakukan, terdiri atas paket kontrak CP 201, CP 202, dan CP 203. Periode konstruksi dimulai dari paket CP 201 yang akan dimulai pada Maret 2020 dan akan berlangsung kurang lebih selama 58 bulan dengan target selesai pada Desember 2024.

Sementara, paket pekerjaan CP 202 dan CP 203 direncanakan mulai dibangun pada September 2020. William menjelaskan, penandatangan kontrak pekerjaan CP 201 ini menandai akan dimulainya pekerjaan proyek pembangunan fase 2A.

Dalam kontrak, terdapat dua pekerjaan stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas, yang akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Harmoni. "Mengingat lokasi proyek yang berada di area ring 1, MRT Jakarta selalu mengedepankan keamanan untuk masyarakat, khususnya warga Jakarta," kata William.

Selanjutnya, PT MRT Jakarta akan melakukan integrasi pembangunan fase 2B atau yang disebut sebagai Jalur Utara-Selatan dan akan dilanjutkan dengan pembangunan Jalur Timur-Barat. Stasiun Jakarta Kota akan menjadi titik awal dibangunnya Fase 2B dengan titik pemberhentian di Ancol Barat.

Fase 2B ini diperkirakan memiliki jalur sepanjang 5,8 km yang terdiri atas tiga stasiun, yaitu Stasiun Mangga Dua, Stasiun Ancol Marina, dan Stasiun Ancol Barat. Estimasi pengerjaannya akan mulai dibangun pada pertengahan 2022 dan beroperasi pada 2027.

Diubah

Sementara itu, ada perubahan penamaan Stasiun Sarinah menjadi Stasiun Thamrin. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan, dasar penamaan stasiun adalah yang mengandung unsur lokal, baik nama jalan maupun nama daerah.

"Seharusnya, nama stasiun itu sarat dengan lokalitas, bisa dengan nama jalan atau nama daerah. Sedangkan, Sarinah adalah nama perusahaan. Itu enggak tepat untuk dipakai. //Kenapa// dulu dipakai, karena lebih memudahkan saja," kata Silvia.

Selain itu, lanjut dia, dari segi lokasi juga, stasiun MRT pada fase 2 ini nantinya tidak akan persis dibangun di depan pusat perbelanjaan Sarinah, seperti yang terjadi pada halte bus Transjakarta, tetapi di perempatan Kebon Sirih dan Jalan Thamrin.

"Kedua, lokasi bukan di Sarinah juga, sekarang di perempatan Kebon Sirih dengan Thamrin," kata dia.

Penggantian nama stasiun itu, sebut Silvia, sudah sejak satu bulan yang lalu. Selain itu, Silvi mengatakan, pembangunan fase 2A ini juga nantinya akan langsung dirancang untuk terintegrasi dengan halte bus Transjakarta. Bahkan, untuk Halte Monas, Stasiun MRT akan masuk ke dalam kawasan Monas di sisi tenggara.

Silvia memastikan, pembangunan Stasiun Monas tidak akan mengubah bentuk kawasan Monas. "Kecuali hanya pintu masuknya. Jadi, nanti ada pintu masuk utama akan ditempatkan di sisi tenggara dari Monas itu sendiri," ujar Silvia.

Dia menambahkan, desain stasiun MRT di Monas tidak akan mengganggu pandangan atau visual dari Monas. Melaui pintu masuknya, lanjut dia, dimungkinkan adanya akses penumpang juga untuk masuk ke dalam kawasan monas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement