REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Indobarometer merilis hasil survei mereka terhadap kepuasan publik dalam 100 hari kinerja presiden dan wakil presiden serta kabinet Indonesia Maju.
Secara umum 54,4 persen responden mengaku puas dan 28,1 persen menyatakan sebaliknya berkaitan dengan kinerja 100 hari menteri presiden.
Dalam riset tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi sosok yang dinilai paling terlihat hasil kerjanya. Sebesar 26,5 persen masyarakat menilai mantan ketua Asean Games 2018 itu telah bekerja secara nyata.
Sebanyak 42,5 perse juga menilai bahwa Erick merupakan sosok yang berani. Selain itu 36,4 persen responden juga menilai bahwa bekas ketua tim pemenangan Presiden Joko Widodo mendapat respons positif akan kinerja yang dinilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kemudian 20,7 persen responden menilai Erick Thohir bekerja secara efektif dan efisien. Menteri lain yang juga dinilai bekerja secara efektif adalah Sri Mulyani dengan perolehan indikator serupa dengan Erick Thohir.
Sebesar 31,8 persen publik juga menilai Sri Mulyani sebagai sosok yang berpengalaman dalam memimlin lembaga yang dikepalainya. Sebanyak 11,3 persen publik juga menyebut apa yang dikerjakan Sri Mulyani cocok dan sesuai dengan keahliannya.
Meski menjadi salah satu menteri yang dinilai bekerja secara nyata, namun publik lebih mengetahui sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sebanyak 18,4 persen publik lebih mengenal sosok Prabowo Subianto. Diikuti oleh Sri Mulyani 10,8 persen dan Erick Thohir 8,2 persen. Sedangkan 2,9 persen memilih tidak menjawab.
Direktur Indobarometer M Qodari menilai wajar jika publik lebih mengenal Prabowo Subainto dibamding Erick Thohir. Dia mengatakan, publik juga telah mengetahui bahwa Ketua Umum Gerindra itu sudah tiga kali ikut serta dalam pemilihan presdien (Pilpres).
"Wajar ya pak Prabowo paling terkenal dia sudah tiga kali nyapres. Tapi apaun itu, keputusan politik pak Prabowo tepat ya panggung politik nampaknya terus bertahan sampai 2024," kata Qodari di Jakarta, Ahad (16/2).
Survei dilakukan pada 9 hingga 15 Januari 2020. Responden diambil dari 34 provinsi secara nasional. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan margin of eror 2,83 perseb pada tingkat keeprcayaan 95 persen.