Jumat 14 Feb 2020 18:11 WIB

Jokowi Dukung Rehabilitasi Hutan dengan Tanaman Komersial

Jokowi mendukung rehabilitasi hutan dengan tanaman bernilai ekonomi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung proses rehabilitasi kawasan hutan dengan tanaman-tanaman bernilai ekonomi, yang bagian pohonnya bisa dimanfaatkan masyarakat tanpa ditebang. Hal itu disampaikan Presiden saat meninjau bibit-bibit pohon di kawasan Tanaman Nasional Gunung Merapi di Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (15/2).

"Yang lain juga ini yang kita tanam di sini, ini apa, ini, petai ada fungsi hijaunya, fungsi ekonominya juga ada," ujar Presiden, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.

Baca Juga

Sejumlah bibit tanaman yang tersedia untuk rehabilitasi, antara lain jambu kristal, durian, kelengkeng, dan nangka. Tanaman-tanaman tersebut, selain punya fungsi vegetatif untuk melindungi tanah dari risiko longsor, juga punya nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Ini durian, nah ini durian, ini durian yang saya seneng ini durian, namanya senang duriannya juga senang. Ini lengkeng, memang yang ditanam fungsi ekosistemnya, fungsi hidronya ada, tapi fungsi ekonominya juga ada," kata Jokowi.

Di kawasan tersebut, menurut Presiden, juga ada tanaman yang disukai rakyat seperti jengkol, bambu petung, yang keduanya memiliki fungsi ekonomi kuat. Menurut Presiden, tanaman pinus dan nangka juga banyak disenangi di Yogya.

"Nangka ini yang banyak disenangi Yogya (Yogyakarta), karena dipakai untuk gudeg, tapi kayunya juga bagus ini untuk mebel, warnanya kuning, seratnya bagus. Ini sirsak, ini bagus. Ini pronojiwo, endemik di sini, bagus untuk obat," ujar Presiden menjelaskan.

Turut hadir dalam agenda ini, Mensesneg Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljo, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Gubernur Provinsi DIY Sultan Hamengkubuwono X. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement