Kamis 13 Feb 2020 14:39 WIB

PKS Nilai PAN Keliru Pahami Peran Oposisi

Ketua DPP PKS menilai Ketua Umum PAN keliru memahami peran oposisi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Mimi Kartika
Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengatakan partainya tidak akan bergabung dengan oposisi karena akan merugikan. Menanggapi hal itu, PKS menilai PAN keliru memahami peran oposisi.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai justru PAN akan punya ruang gerak yang lebih bebas apakah akan mengkritisi atau mendukung pemerintah, jika berada di posisi oposisi. "Oposisi memiliki keuntungan dibanding pro pemerintah, hal itu bisa dilihat dengan kebebasan ruang gerak," ujar Mardani kepada wartawan, Kamis (13/2).

Baca Juga

Selain itu, oposisi juga menjalani peran check and balances kepada pemerintah. Sebab jika tidak begitu, pemerintah akan mudah berpuas diri dengan program kerja yang tak dikritisi.

"Demokrasi Indonesia justru perlu oposisi agar pemerintah bekerja dengan benar, dan bekerja cedas. PKS yakin oposisi baik bagi demokrasi Indonesia," katanya.

Namun, ia menghargai sikap politik PAN yang disampaikan dalam Kongres V di Kendari, Sulawesi Tenggara.  "Tiap partai punya kebijakan masing-masing. Dan PKS mengambil posisi di luar pemerintahan," ujar Mardani.

Sebelumnya, Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan bahwa pihaknya tak bergabung dengan oposisi. Menurutnya, hal tersebut justru akan merugikan partai berlambang matahari itu. "Oposisi taglinenya sudah diambil PKS, kalau kita masuk isu oposisi akan sangat merugikan kita," ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Barat, Rabu (12/2).

Ia menjelaskan, PAN menganut konsep multipartai dalam berpolitik. Sehingga Zulhas ingin memiliki banyak teman dalam meraup dukungan masyarakat. "Paling tidak kita tidak bermusuhan dengan banyak orang. Kita ini multipartai, oleh karena itu kita perlu teman banyak agar fleksibel dalam memilih," ujar Zulhas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement