Kamis 13 Feb 2020 12:39 WIB

Harga Bawang Putih dan Cabai di Bandung Masih Tinggi

Disperindag Kota Bandung menyebut harga tinggi bawang dan cabai akibat penimbunan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Ampelsa
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga sejumlah bahan pokok di delapan pasar tradisional Kota Bandung masih tinggi. Harga bawang putih, misalnya, Rp 50 ribu per kilogram sedangkan harga cabai rawit merah Rp 82.500 perkilogram. Cabai tanjung berkisar dari Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, kenaikan harga bawang putih disebabkan penimbunan barang yang dilakukan salah satu importir di Karawang Timur, Jawa Barat. Sedangkan kenaikan harga cabai karena gagal panen dan serangan hama.

"Pantauan hari ini, komoditas harga relatif stabil. Harga yang naik bawang putih meski harga menurun di minggu kemarin. Harga sekarang Rp 50 ribu per kilogram, minggu kemarin Rp 56 ribu hingga 60 ribu per kilogram," ujarnya kepada wartawan saat di acara Bandung Menjawab, Kamis (13/2).

Menurutnya, kedelapan pasar tradisional yang dipantau yaitu Pasar Sederhana, Pasar Kiaracondong, Pasar Kosambi, Pasar Baru, Pasar Ancol, Pasar Palasari, Pasar Cihapit dan pasar di Bandung Timur, Ujung Berung. Sedangkan katanya harga komoditas lainnya relatif tidak mengalami kenaikan signifikan.

Ia mengungkapkan, Rabu (12/2) kemarin Disperindag Jabar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu importir di Karawang Timur dan terdapat 150 ton bawang putih yang ditimbun. Menurutnya, importir tersebut merupakan salah satu pihak yang memasok 90 persen bawang putih ke Jawa Barat dan 10 persen ke Lampung.

Dampak penimbunan itu, Elly mengatakan penyaluran bawang putih ke Kota Bandung menjadi terhambat, membuat harga menjadi naik. Sedangkan 8 distributor bawang putih yang berada di Pasar Caringin dan Pasar Ciroyom hanya memiliki stok hingga 10 ton yang habis dalam beberapa hari.

Menurutnya, jika tidak terdapat penimbunan maka seharusnya stok bawang putih hingga Maret di Kota Bandung aman namun harga di bulan Februari sudah mengalami kenaikan. Dua importir lainnya yang memasok ke Jawa Barat, katanya akan disidak oleh pihak Disperindag Jawa Barat.

"Akhir Januari (harga bawang putih) Rp 32 ribu sampai Rp 35 ribu perkilogram di 8 pasar. Setelah ada kemungkinan menyetop impor bawang putih dari China dan ada penimbunan, kurun waktu 31 Januari hingga awal Februari menjadi Rp 56 ribu sampai 60 ribu perkilogram. Kenaikannya seratus persen," katanya.

Elly mengatakan harga bawang putih relatif menurun pekan ini namun tidak terlalu signifikan. Sedangkan harga komoditas lainnya relatif normal seperti bawang merah Rp 30 ribu perkilogram, daging ayam Rp 34 ribu perkilogram dan telur ayam Rp 24 ribu perkilogram.

"Kebutuhan bawang putih di Kota Bandung 90 persen dipasok dari China. Kebutuhan perhari di Bandung bawang putih mencapai 93 ton," katanya.

Menurutnya, pihaknya mengimpor bawang putih dari China sebab kualitas yang bagus. Sedangkan kualitas dan produksi bawang putih di dalam negeri relatif lebih rendah dibandingkan dari luar negeri tersebut.

"Kenapa impor karena bawang putih (berkembang) di daerah sub tropis dan tidak bisa berkembang optimal di Indonesia baik produktivitas dan kualitas," katanya.

Elly menambahkan, pihaknya mendorong agar harga kembali stabil sebab pedagang  kuliner mengeluhkan harga bawang yang naik. Terlebih jelang bulan puasa Ramadhan harga bawang putih bisa turun dan stabil.

"Kita berharap bawang putih yang ditimbun 150 ton segera disalurkan ke distributor Kota Bandung dan tolong diprioritaskan karena kebutuhannya tinggi," katanya.

Direktur Utama PD Pasar Bermartabat, Herry Hermawan menambahkan, penyebab kenaikan harga komoditas mayoritas dikarenakan masalah musim, gagal panen dan serangan hama. Selain itu, hari-hari besar keagamaan dan tahun baru turut mempengaruhi harga.

"Masalah distribusi dan transportasi juga berpengaruh, BBM naik maka ada kenaikan harga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement