Kamis 13 Feb 2020 10:47 WIB

Erupsi Gunung Merapi tak Berdampak di Magelang

Wilayah Magelang tidak terdampak erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis pagi.

Status Gunung Merapi. Gunung Merapi terlihat jelas dari dalam kota Yogyakarta, Rabu (11/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Status Gunung Merapi. Gunung Merapi terlihat jelas dari dalam kota Yogyakarta, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis pukul 05.16 WIB tidak berdampak di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Belum ada laporan terjadinya hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang.

Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik. Teramati tinggi kolom erupsi sekitar 2.000 meter dengan arah angin ke barat laut. Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan Kabupaten Magelang, Yulianto mengatakan sampai sampai saat ini tidak ada laporan yang terdampak hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang.

Baca Juga

"Memang ada laporan hujan abu tipis di wilayah Turgo dan Cangkringan Kabupaten Sleman, untuk Kabupaten Magelang sampai saat ini tidak ada laporan," katanya.

Yulianto mengatakan letusan-letusan kecil saat ini menjadi karakter Gunung Merapi dan tidak begitu berdampak kepada masyarakat, namun dalam radius 3 kilometer dari puncak tetap harus dikosongkan. Ia menuturkan akibat letusan tadi pagi tidak berdampak pada aktifitas masyarakat.

"Sejak pagi masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa, para petani di wilayah Dukun dan sekitarnya tetap pergi ke ladang," katanya.

Sebelumnya diberitakan, erupsi Gunung Merapi menyebabkan hujan abu tipis di sebagian wilayah lereng gunung di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. "Setelah dua jam dari erupsi, terpantau wilayah yang terdampak hujan abu tipis di beberapa wilayah di Kecamatan Pakem dan Cangkringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman.

Menurutnya, daerah yang terdampak hujan abu tipis tersebut yaitu di Kaliadem Lama, Desa Kepuharjo, Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan. "Sedangkan di Kecamatan Pakem hujan abu tipis terpantau di Bukit Turgo dan sekitarnya," katanya.

Menurut dia, saat ini kondisi sudah kondusif dan tidak sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat lereng Merapi. "Situasi warga masyarakat di kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi saat ini masih beraktifitas seperti biasa, demikian juga para wisatawan justru mendapatkan pengalaman baru dan berwisata seperti biasa," katanya.

Makwan mengatakan meskipun terjadi hujan abu tipis namun BPBD Kabupaten Sleman belum akan melakukan pembagian masker. "Tidak ada pembagian masker, karena kemungkinan area terdampak tidak terlalu luas dan masih ada persediaan pribadi masyarakat lereng Merapi. Saat ini masker harus dihemat karena meningkatnya permintaan masker," katanya.

Makwan mengatakan, saat ini status Gunung Merapi belum berubah dan masih pada status Level II atau waspada. "Sedangkan untuk rekomendasi potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif," katanya.

Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia dan masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi dan agar mematuhi semua imbauan yang diberikan oleh petugas di lapangan," katanya.

BPPTKG Yogyakarta menyebutkan Gunung Merapi pada Kamis, 13 Februari 2020, pukul 05:16 WIB mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 2000 meter di atas puncak (± 4968 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 105 detik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement