Rabu 12 Feb 2020 21:51 WIB

Pj Wali Kota Makassar: Valentine Bukan Budaya Timur

PJ Wali Kota Makassar mengimbau masyarakat tidak berlebihan rayakan Valetine.

Coklat valentine (Ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Coklat valentine (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar M Iqbal Samad Suhaeb menyebut perayaan Hari Valentine setiap 14 Februari bukan merupakan budaya orang timur. Untuk itu, Iqbal mengimbau agar masyarakat tidak merayakan secara berlebihan.

"Untuk para remaja di Makassar, Valentine itu bukan budava kita, bukan budaya timur. Hindari sifat hura-hura, jangan terperosok ke dalam pergaulan bebas, jauhi minuman keras, jangan rusak moral yang tertanam di dirimu," tegas Iqbal di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/2).

Baca Juga

Iqbal juga memberikan perhatian serius terhadap pengaruh negatif yang bisa ditimbulkan saat merayakan hari yang dikenal kasih sayang itu. Sebab memaknai kasih sayang bisa setiap hari, bukan di hari khusus.

Mantan Kepala Biro Protokol dan Humas Pemprov Sulsel ini mengemukakan, valentine adalah budaya berasal dari barat hingga menjadi global dan masuk ke Indonesia melalui perkembangan zaman sampai mempengaruhi anak muda saat ini. "Kalau memang tetap ingin dirayakan, salurkanlah secara cerdas. Kasih sayang itu bukan selalu terhadap pasangan kita tapi semuanya orang tua, saudara hingga kerabat. Memberikan kasih sayang adalah menjadi keharusan kita," katanya.

Kasih sayang itu, lanjutnya, bisa dalam bentuk memberi santunan anak yatim, memberi makan fakir miskin, memberi makan orang-orang jompo, memberi perhatian kepada saudara kaum duafa. Itulah kasih sayang yang jauh lebih hakiki.

Mengenai dengan penggunaan alat kontrasepsi alias kondom yang biasanya laris dibeli anak muda saat malam valentine, mantan Kepala Satpol PP Pemprov Sulsel itu menegaskan telah mengeluarkan surat edaran di semua minimarket.

"Sudah ada surat edaran dan kita arahkan ke Dinas Pendidikan dan Satpol PP. Sebenarnya tidak ada larang untuk dijual, hanya saja kita tidak ingin itu (kondom) disalahgunakan," paparnya.

Untuk itu, pihaknya mengeluarkan imbauan agar penjuala sebaiknya dibatasi. Selain itu penjaga toko minimarket maupun apotik yang biasa menjual kondom ikut melakukan pengawasan, tidak menjual sembarangan kepada anak dibawah umur, maupun yang belum menikah.

"Intinya penjualan itu lebih diperketat, termasuk tidak dipajang secara mencolok dan vulgar dietalase toko maupun apotik. Mari kita sama-sama mengawasi," harapnya mengimbau.

Sementara Kepala Satpol PP Kota Makassar, Iman Hud menyebukan, pihaknya sudah memasang surat imbauan tersebut di 400-an mini market dan apotik agar diketahui khalayak soal larang penjualan alat kontrasepsi kepada yang belum berhak.

"Kami sudah memasang surat imbauan itu. Dan diminta agar penjaga toko maupun apotik tidak menjual sembarangan apalagi anak dibawah umur dan belum menikah, apapun alasannya," tegas dia.

Secara terpisah, Ramlah salah satu penjaga mini market di jalan Hertasning saat ditanya soal pembatasan penjualan kondom, kata dia, sudah mendapat surat edaran tersebut. "Kita dilarang menjual ke anak-anak apalagi belum beristri. Kalaupun ada yang mau beli harus menunjukkan identitasnya sepeti KTP atau SIM," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement