Rabu 12 Feb 2020 14:08 WIB

Dirut RSUD Beberkan Kronologi Pasien Dikabarkan Terlantar

Dirut RSUD sebut keluarga pasien sempat cabut oksigen hingga pasien tidak tertolong

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
RSUD Abdul Moeloek Lampung tempat pasien BPJS meninggal dunia  diduga terlantar. Foto diambil, Rabu (12/2).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
RSUD Abdul Moeloek Lampung tempat pasien BPJS meninggal dunia diduga terlantar. Foto diambil, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak rumah sakit umum daerah (RSUD) dr H Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Lampung angkat bicara mengenai pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) Rezki Mediansori (21 tahun) yang diduga terlantar saat berada di RS. Pasien Rezki telah mendapatkan penanganan medis oleh dokter spesialis.

Direktur Utama RSUD dr H Abdul Moeloek, Hery Djoko Subandriyo menjelaskan, pasien tersebut masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr H Abdul Moeloek, Ahad (9/2) pukul 06.36 WIB kemarin. Ia merupakan rujukan dari RSUD Bob Bazar dengan diagnosa Demam Berdarah Dengue (DBD), diare, dan hepatitis.

"Kondisi pasien saat itu sakit berat, gelisah, sesak napas dan dirawat di ruang High Care Unit (HCU) atau ruang rawat dengan perhatian khusus dan penuh. Kemudin sudah dilaksanakan penatalaksanaan sesuai dengan kondisi pasien dan dikonsultasikan dengan dr Riki, SpPD untuk mendapatkan rencana terapi transfusi darah lengkap dua kantong, transfusi trombosit 10 kantong, dan diobservasi secara ketat," ujarnya seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (12/2).

Kemudian, dia melanjutkan, ketika dokter spesialis Riki mengunjungi pasien pukul 17.00 WIB, kondisi pasien masih gelisah, sakit berat, kontak inadekuat, terapi tetap dilanjutkan dan pasien masih dirawat di HCU IGD. Kemudian pukul 03.00 WIB keesokan harinya atau Senin (10/2), dia melanjutkan, pasien alih rawat ke ruangan Bougenville untuk melanjutkan terapi.

Dia menegaskan, terapi tersebut sesuai instruksi. Kemudian, ia menyebutkan dokter Riki kembali mengunjungi pasien dan mendiagnosa ensefalopati, infeksi berat disertai uremia dan asma.

"Dokter Riki melakukan edukasi kepada keluarga pasien bahwa kondisi yang bersangkutan dalam kondisi sangat serius dan rencananya dipindahkan ke ruangan rawat khusus penyakit dalam menular," katanya. Kemudian, dia melanjutkan, pukul 16.00 WIB, pasien dipindahkan ke ruang Nuri dengan oksigen terpasang dan ditemani dua orang petugas.

Begitu tiba di ruang nuri, perawat sudah menunggu untuk tatalaksana selanjutnya dan pasien mendadak kejang dan perawat segera melakukan tindakan tetapi keluarga pasien tiba-tiba marah dan memukul petugas kemudian mencabut selang oksigen yang masih terpasang di pasien sehingga mengganggu proses kegawatdaruratan pasien tersebut.

"Akibatnya pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal. Ia dibawa ke rumah duka dengan menggunakan menggunakan mobil jenazah RSUD dr H Abdul Moeloek," ujarnya.

Sebelumnya pasien bernama Muhammad Rezki Mediansori, meninggal diduga setelah terlantar di selasar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung, Senin (10/2). Orang tua pasien mengamuk melihat anaknya tidak mendapatkan pertolongan dari pihak rumah sakit. Keterangan yang diperoleh dari pengunjung, pasien Rezki ditempatkan di selasar rumah sakit, dan belum mendapatkan perawatan dari dokter dan paramedis rumah sakit.

“Pasien BPJS Kesehatan meninggal terlantar di rumah sakit,” kata Fauzi, pengunjung yang menyaksikan pasien tersebut meninggal dan keluarganya mengamuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement