Selasa 11 Feb 2020 22:23 WIB

Marak Radang Sendi di Tangsel, Dinkes: Gejala Cikungunya

Sejak Januari 2020, tercatat 70 orang terkena gejala cikungunya.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Nashih Nashrullah
Sejak Januari 2020, tercatat 70 orang terkena gejala cikungunya. Sakit (ilustrasi)
Foto: science alert
Sejak Januari 2020, tercatat 70 orang terkena gejala cikungunya. Sakit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Sejak Januari 2020, tercatat 70 orang di Kampung Rawa Lele, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), menderita radang sendi, hingga pembengkakan sendi di bagian kaki. Gejala yang dialami warga itu disebutkan mengarah pada cikungunya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Deden Deni mengatakan tengah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. “Mudah-mudahan minggu ini sudah keluar hasil lab-nya," kata Deden, Selasa (11/2).

Baca Juga

Dirinya pun mengatakan gejala yang dialami warga memang mengarah pada cikungunya. Meski masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, dia menyarankan, agar penderita gejala itu mendatangi Puskesmas setempat guna mendapatkan obat dan vitamin. 

"Segera berobat ke Puskesmas setempat untuk mendapat obat penghilang nyeri sendi dam vitamin. Jangan lupa juga memperbanyak minum air putih," jelasnya. 

Lebih lanjut, kata Deden, pihaknya telah memberikan surat edaran kepada Puskesmas agar memberi perhatian khusus terhadap  pelayanan bagi penderita gejala itu. Bahkan jika memang diperlukan, petugas medis akan langsung mendatangi rumah penderita untuk memberi pengobatan.  

"Jadi kita keluarkan edaran juga agar petugas kesehatan sigap melihat pasien yang merasakan gejala itu. Kalaupun misalnya kesulitan dan tidak bisa mendatangi Puskesmas karena lemas, cukup telepon saja biar petugas kami yang datang," tambahnya.  

Diketahui efek dari virus Cikungunya dapat kembali dirasakan secara berulang tanpa adanya infeksi baru. Kondisi demikian disebabkan virus Cikungunya mampu bertahan pada otot atau persendian. Informasi yang diketahui, jika Cikungunya pernah menimbulkan wabah di kawasan Asia Tenggara dan Afrika.  

Penyebab Cikungunya disebabkan Alphavirus yang merupakan keluarga Togaviridae. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, atau jenis  nyamuk yang juga menyebabkan virus Dengue demam berdarah. 

Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan langsung penyakit Cikungunya. Namun virus ini nantinya akan bisa normal kembali tanpa pengobatan. Kebanyakan penderitanya akan mengalami perbaikan gejala dalam sepekan. Akan tetapi, nyeri persendiannya dapat bertahan hingga beberapa bulan. 

"Kalau untuk pencegahannya, kita sudah mengerahkan petugas agar melakukan fogging (pengasapan), nanti titiknya diperluas di wilayah yang memang banyak menderita gejala itu. Di samping itu, kita juga lakukan himbauan kepada warga untuk aksi bersih-bersih 3M (menguras, menutup, mendaur ulang) di lingkungan masing-masing," jelas Deden.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement