Rabu 12 Feb 2020 06:19 WIB

Pemprov DKI Kebut Pembangunan Lintasan

Kawasan GBK jadi rute alternatif gelaran Formula E.

Direktur Utama Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) Winarto menjelaskan rencana rute sirkuit yang disiapkan untuk balap mobil Formula E di kompleks GBK, Senayan, jakarta, Selasa (11/2/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Direktur Utama Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) Winarto menjelaskan rencana rute sirkuit yang disiapkan untuk balap mobil Formula E di kompleks GBK, Senayan, jakarta, Selasa (11/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah mendapat lampu hijau penyelenggaraan balap Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas) dari Ketua Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka. Untuk mempercepat persiapan jelang penyelenggaraan, Pemprov DKI dalam waktu dekat akan segera membangun infrastruktur lintasan dan pendukung di kawasan Medan Merdeka dan sekitarnya.

Pemprov DKI Jakarta mempercayakan kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang akan mempersiapkan pembangunan fasilitas dan infrastruktur pendukung balap Formula E. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengungkapkan beberapa hari ke depan, infrastruktur tersebut akan segera disiapkan.

"Jakpro sudah mulai melakukan persiapan-persiapan infrastrukturnya, jadi memang harus didetail, tapi nanti kita minta bantuan semua pihak untuk mensosialisasikan ini semuanya bahwa akan ada ajang E Formula di kawasan Medan Merdeka," kata Saefullah kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (11/2).

Sekda menyebut pembangunan infrastruktur pendukung Formula E ditarget selesai pada bulan April. Karena April sudah masuk uji coba serta persiapan akhir dan Juni pelaksanaan. "Jadi dua bulan sebelum event itu harus sudah ada uji coba," ujar dia.

Dikebutnya pembangunan Infrastruktur pendukung Formula E ini, lanjut Saefullah, untuk mengejar ketertinggalan. Hal ini setelah sebelumnya sempat terhenti karena belum mendapat izin.

Setelah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) memberi lampu hijau penggunaan kawasan Medan Merdeka, pembangunan infrastruktur akan segera dikebut. Karena sebelumnya ia mengakui Pemprov DKI mulai menyiapkan alternatif rute lain selain melalui kawasan Monas, yakni area kawasan Senayan Gelora Bung Karno (GBK).

"Tapi per Senin (10/2) sore kemarin, arahnya kembali ke Monas. Monas kan juga termasuk Medan Merdeka," ujar dia.

Ia menyebutkan, rute kawasan sekitar Monas dan Medan Merdeka akan ada tiga zonasi yakni Zona Dalam Medan merdeka, Zona Monas dan Zona pendukungnya. Zonasi ini tetap merujuk aturan perundang-undangan soal Cagar Budaya dan Keppres 25 tahun 1995 tersebut.

"Jadi yang namanya kawasan Medan Merdeka ini ya Grand Hyatt sampai Abdul Muis, sampai Istiqlal, sampai belakang Istana, sampai Kebon Sirih, itu kawasan Medan Merdeka," kata dia menambahkan.

Terkait trek mana saja rute pastinya, Saefullah menyebut masih belum bisa disampaikan. Termasuk area mana saja yang dihindari karena bagian dari Cagar Budaya. Ia mengatakan nanti rutenya akan disampaikan ke Mensesneg. Kemudian akan dijawab lebih detail saat jumpa pers bersama antara Gubernur DKI dan Mensesneg.

Tetap Tolak

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga mengatakan Fraksi PDI Perjuangan tetap meminta Formula E di Monas dibatalkan. Pandapotan menyebut belajar dari proses revitalisasi Monas yang mendapatkan banyak protes di masyarakat.

Menurutnya sebaiknya kawasan Monas sebagai bagian dari kawasan Cagar Budaya tetap bersih dari gelaran Formula E. "Perlombaan balap di Monas yang juga bangunan Cagar Budaya harusnya tidak dibolehkan," kata Pandapotan.

Pihaknya tidak masalah apabila berbeda sikap dengan Setneg soal izin Formula E dan revitalisasi Monas. Sebab Monas menurut dia, adalah simbol dari kedaulatan bangsa Indonesia. Seharusnya, kata dia, izin tersebut tidak keluar dari Setneg.

"Kami dari awal tidak sepakat soal revitalisasi Monas, begitu juga Formula E yang menggunakan kawasan Monas dan Medan Merdeka, dan kami akan tetap konsisten menolak," ujar dia.

Namun sikap berbeda ditunjukkan oleh beberapa fraksi lain, seperti Fraksi Demokrat. Penasihat Fraksi Demokrat Misan Samsuri mengatakan untuk kegiatan Formula E di Monas sebenarnya sudah dibahas di Komisi E. Bagi Demokrat, kata dia, akan mendukung penyelenggaraan Formula E di Jakarta khususnya di kawasan Monas dan sekitarnya.

Sejak awal, jelas Misan, Demokrat enggan mempolitisir persoalan Formula E menjadi komoditas politik, namun lebih cenderung memberi dukungan ke Pemprov DKI. Sebab menurut dia, banyak keuntungan yang akan didapat DKI bila even ini terselenggara secara baik, mulai dari menambah wisatawan hingga memperkenalkan sisi lain Jakarta.

"Menurut saya dengan diselenggarakannya Formula E di Monas justru akan memperkenalkan ikon Jakarta kepada dunia. Apalagi Jakarta nanti bukan lagi Ibu kota, sehingga Jakarta akan sempurna jadi pusat ekonomi Indonesia," kata Misan.

Setelah mendapat restu menggelar Formula E di Monas, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana untuk membahas penyelenggaraan balap mobil Formula E. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan pertemuan Anies dan Presiden Jokowi itu dilakukan untuk membahas surat dari Sekretariat Negara perihal izin untuk penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E di Monas yang kembali diperbolehkan setelah sebelumnya dilarang.

"Dibolehkan, tapi kan ada beberapa catatan, nanti Pak Gubernur mau minta penjelasan catatan itu kira-kira apa aja," kata Hari.

Selain memastikan catatan-catatan yang diterima oleh Pemprov DKI dari Komisi Pembangunan Kawasan Medan Merdeka terkait penyelenggaraan Formula E, dalam pertemuan itupun akan dikonsultasikan terkait rute alternatif yang sudah disiapkan.

"Kan ada dua pilihan, kalau seandainya tidak diperbolehkan di Monas, kan ada area Gelora Bung Karno (GBK). Tapi kalau diperbolehkan di Monas ya kita tindaklanjuti," kata Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement